Gangguan kesehatan mental merupakan isu serius di tingkat global maupun nasional, termasuk pada pelajar yang rentan menghadapi tekanan akademik, sosial, dan pribadi. Universitas Sebelas Maret telah menyediakan layanan konseling Sasmita Jiwa, namun pemanfaatannya masih terbatas. Tugas akhir ini bertujuan untuk menjelaskan peran desainer grafis dalam Iklan produksi Layanan Masyarakat (ILM) “Tanya Dulu Aja!” sebagai kampanye untuk mendorong keberanian mahasiswa bertanya dan berbicara tentang kesehatan mental.Riset yang digunakan mengacu pada pendekatan desain komunikasi visual dengan prinsip AIDCA (Attention, Interest, Desire, Conviction, Action) sebagai dasar strategi kreatif. Desainer grafis berperan bukan hanya secara teknis, tetapi dalam membuat konsep visual, menentukan palet warna dengan psikologi warna yang menenangkan, memilih tipografi yang komunikatif, dan mengatur tata letak agar pesan mudah dipahami. Integrasi elemen desain dilalukan secara sadar untuk menghasilkan karya persuasif sekaligus empatik.Hasil karya berupa poster menunjukkan kontribusi nyata elemen visual terhadap efektivitas kampanye pesan. Warna merah dan putih yang dipilih memberi kesan berani dan tenang, tipografi sans-serif digunakan tekanan keterbukaan, sedangkan tata letak split frame secara vertikal digunakan menciptakan kesan dramatis serupa. Penempatan ini menyoroti karakter utama yang mengalami tekanan mental, sementara karakter di sisi kanan kiri ditampilkan terjadi tajam. Tampilan menjadi simbol keberanian untuk hadir dan mendukung mereka yang menghadapi masalah mental yang ditekan.Kesimpulannya, peran desainer grafis tidak hanya sebatas pada pembuatan desain secara prosedural, tetapi juga sebagai keputusan kreatif yang menentukan efektivitas komunikasi kampanye. Melalui ILM ini, karya desainer grafis mampu meningkatkan daya tarik, empati, dorongan bertindak sehingga dapat memperkuat pemanfaatan layanan konseling Sasmita Jiwa dan membangun budaya saling peduli antar mahasiswa.