KASIRUL MUBAROK, NIM: S252108004, TRADISI SEDEKAH LAUT MASYARAKAT PESISIR DESA ROWO KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN DALAM PERSPEKTIF ACTOR NETWORK THEORY, Advisor, Pembimbing 1 : Aris Arief Mundayat, Ph.D., Pembimbing II: Dr. Akhmad Ramdhon S.Sos.,M.A, Program Studi Magister Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia, 2025.Penelitian ini menganalisis hubungan antara masyarakat nelayan di Desa Rowo, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, dengan lingkungan sekitarnya melalui ritual Sedekah Laut. Tradisi ini berakar dari kepercayaan sosio-kultur nelayan terhadap roh, makhluk halus, dan kekuatan magis laut, yang dianggap memiliki pengaruh besar terhadap keselamatan dan keberhasilan aktivitas mereka. Tradisi ini berfungsi sebagai ungkapan syukur atas hasil tangkapan laut yang melimpah dan sebagai bentuk permohonan keselamatan dari bahaya laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses pelaksanaan ritual Sedekah Laut, menganalisis jaringan aktor yang terlibat, dan memahami dampak tradisi ini terhadap hubungan masyarakat dengan lingkungan kelautan. Pendekatan Actor-Network Theory (ANT) dari Bruno Latour digunakan untuk menganalisis keterlibatan aktor manusia (nelayan, tokoh adat, masyarakat) dan non-manusia (laut, sesaji, perahu) dalam membentuk jaringan yang kompleks. Selain itu, penelitian ini menggunakan konsep KDAR (Ketidakpastian, Dunia Sosial dan Sejarahnya, Tatanan Angan-angan, dan Rasa) untuk memahami tradisi ini sebagai bentuk adaptasi budaya terhadap tantangan dan ketidakpastian alam. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan desain fenomenologi, melibatkan wawancara mendalam dengan tokoh masyarakat, nelayan, dan pemangku adat, observasi partisipatif selama prosesi ritual, serta analisis dokumen terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sedekah Laut tidak hanya menjadi bentuk ungkapan syukur dan permohonan keselamatan, tetapi juga merupakan mekanisme adaptasi sosial-ekologis yang berfungsi untuk menghadapi ketidakpastian alam, seperti cuaca buruk dan risiko saat melaut. Prosesi ritual meliputi arak-arakan sesaji, pelarungan sesaji ke laut, kenduri bersama, dan hiburan tradisional seperti wayang kulit. Interaksi kompleks antara aktor manusia dan non-manusia menciptakan jaringan sosial yang memperkuat solidaritas masyarakat, meningkatkan kesadaran lingkungan, dan membangun hubungan yang harmonis dengan laut sebagai sumber penghidupan. Temuan baru dari penelitian ini mengungkapkan bahwa tradisi Sedekah Laut di Desa Rowo bukan hanya sekadar praktik budaya, tetapi juga memiliki fungsi ekologis dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap pentingnya keberlanjutan sumber daya laut. Tradisi ini menjadi media integrasi antara aspek spiritual, sosial, dan budaya yang melibatkan seluruh komunitas. Dengan perspektif ANT dan KDAR, penelitian ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana tradisi lokal dapat memainkan peran penting dalam pelestarian budaya, pengelolaan lingkungan, dan pembentukan identitas kolektif masyarakat pesisir. Penelitian ini juga menunjukkan pentingnya pendekatan multi-aspek dalam memahami adaptasi masyarakat lokal terhadap tantangan kehidupan modern dan lingkungan.