×
Ekowisata merupakan bentuk pariwisata berkelanjutan yang menekankan pelestarian
lingkungan, pemberdayaan masyarakat lokal, dan edukasi wisatawan. Dalam kerangka
pariwisata inklusif, penting untuk memastikan aksesibilitas bagi difabel sebagai bagian dari
prinsip pariwisata untuk semua. Pandemi Covid-19 mendorong ekowisata sebagai alternatif
strategis, namun pengembangan aksesibilitas ramah difabel masih menghadapi tantangan
regulasi, infrastruktur, dan kesadaran publik, meskipun difabel memiliki potensi besar dalam
mendorong keadilan sosial di sektor pariwisata.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, merancang, dan menguji model kebijakan
dengan melibatkan intervensi masyarakat dalam upaya meningkatkan aksesibilitas ekowisata
ramah difabel. Rancangan penelitian menggunakan pendekatan Research and Development
(R&D) dengan metode campuran kualitatif dan kuantitatif, penelitian dilakukan di tiga
destinasi wisata di Kota Ternate pada Januari hingga Juni 2024. Sebanyak 287 responden dari
total populasi 4.964 orang dipilih melalui teknik cluster random sampling. Penelitian ini
menggunakan desain kuasi-eksperimental dengan kelompok eksperimen dan kontrol. Analisis
data dilakukan melalui uji statistik univariat, bivariat, dan multivariat untuk mengukur
efektivitas intervensi terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat
terkait aksesibilitas ekowisata.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa difabel masih menghadapi berbagai hambatan
dalam mengakses ekowisata, seperti keterbatasan fasilitas, rendahnya aksesibilitas, stigma
sosial, dan kurangnya sosialisasi mengenai aksesibilitas. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, peneliti mengembangkan model kebijakan dengan melibatkan intervensi masyarakat
melalui edukasi dan distrubisi brosur sebagai media edukatif dengan pendekatan partisipatif.
Uji Independent Sample T-Test menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil
pre-test dan post-test, dengan nilai p-value 0,001<α 0,05, analisis hasil penelitian
mengimformasi bahwa intervensi tersebut efektif dalam meningkatkan pengetahuan, sikap,
dan perilaku masyarakat terhadap aksesibilitas ekowisata ramah difabel.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa aksesibilitas ekowisata ramah difabel masih
mengalami hambatan, baik dari segi fasilitas maupun stigma sosial. Namun, model kebijakan
intervensi berbasis komunitas terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat terhadap aksesibilitas ekowisata melalui edukasi dan distrubisi brosur
sebagai media edukatif dengan pendekatan partisipatif. Penelitian ini merekomendasikan
kebijakan inklusif melalui fasilitas ramah difabel, pelaku pariwisata diberikan pelatihan dan
kolaborasi dengan komunitas difabel untuk mewujudkan ekowisata yang berkelanjutan.