Padi (Oryza sativa L.), anggota famili poaceae (rumput-rumputan), merupakan salah satu tanaman pangan terpenting di dunia dan menjadi sumber utama karbohidrat bagi mayoritas penduduk Asia, termasuk indonesia. Setelah dipanen, gabah melalui proses penggilingan untuk menghasilkan beras, yang kemudian diolah dan dikonsumsi sebagai makanan pokok di seluruh negeri. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Kecamatan Grogol mengalami penurunan produksi padi sawah yang cukup mencolok. Data menunjukan bahwa produksi menurun dari 14.716 ton pada tahun 2021 menjadi 12.375 ton pada tahun 2024, atau berkurang sebesar 2.341 ton. Penurunan ini menempatkan Kecamatan Grogol pada urutan kelima di antara seluruh kecamatan di Kabupaten Sukoharjo dalam hal besarnya penurunan produksi pada periode tersebut. Penurunan ini terlihat lebih signifikan jika dibandingkan dengan kecamatan lain di kabupaten yang umumnya mampu mempertahankan tingkat produksi padi yang stabil atau bahkan meningkat. Trend tersebut mengindikasikan adanya tantangan mendasar di sektor pertanian, yang berpotensi bersumber dari faktor teknis, sosial ekonomi, maupun lingkungan.Menyadari kondisi ini, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi produksi padi sawah di Kecamatan Grogol serta mengidentifikasi faktor yang paling berpengaruh. Dengan menggunakan menggunakan metode kausal komparatif, penelitian dilakukan di Kecamatan Grogol dengan memanfaatkan data primer dan sekunder. Sebanyak 60 petani padi berpartisipasi sebagai responden. Data dianalisis menggunakan regresi linier berganda dengan fungsi produksi Cobb-Douglas, sehingga memungkinkan pengujian hubungan antara input dan output produksiHasil penelitian menunjukan bahwa luas lahan, benih, pupuk, pestisida, dan usia petani berpengaruh signifikan terhadap produksi padi pada tingkat signifikansi 5%. Sebaliknya, tenaga kerja, pengalaman bertani dan tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan. Temuan ini mengindikasikan bahwa peningkatan pada luas lahan, kualitas benih, penggunaan pupuk, serta pengelolaan pestisida, disertai dengan mempertimbangkan faktor usia petani, dapat berkontribusi dalam meningkatkan produksi padi di kecamatan tersebut. Sebaliknya, penyesuaian jumlah tenaga kerja cenderung tidak memberikan perubahan yang berarti terhadap hasil produksi. Berdasarkan temuan tersebut, direkomendasikan agar petani memprioritaskan pemeliharaan atau perluasan lahan, penggunaan benih unggul, penerapan pupuk yang memadai, serta pengelolaan pestisida yang efektif guna menjaga dan meningkatkan produksi padi di Kecamatan Grogol.