Performa produksi ayam broiler dipengaruhi oleh strain yang membawa mutu genetik unggul. Strain ayam broiler yang umum dikomersilkan adalah strain Ross dan Cobb. Keterbatasan kandang open house dapat menurunkan performa produksi, terutama jika diterapkan di iklim tropis. Memodifikasi kandang open house menjadi kandang semi closed house menjadi pilihan untuk meminimalisir penurunan performa produksi. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pada perbedaan strain ayam Ross dan Cobb terhadap performa produksi pada sistem pemeliharaan semi closed house di bawah kondisi iklim tropis. Seratus ekor DOC (Day Old Chicken) dari masing-masing strain Ross dan Cobb dipelihara selama 28 hari, pada dua periode yang berbeda menggunakan sistem kandang semi closed house di Kandang Unggas Laboratorium Lahan Jatikuwung, dengan menerapkan pola pemeliharaan yang dibuat serupa sesuai standar pemeliharaan yang digunakan. Parameter performa produksi yang dicatat setiap minggu meliputi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan harian, konversi pakan, deplesi, dan indeks performa. Data dianalisis menggunakan independent sample T-test untuk membandingkan performa produksi strain Ross dan Cobb. Hasil analisis menunjukkan strain Cobb memiliki performa feed intake, average daily gain, dan indeks performa yang nyata (P<0>Ross, meskipun demikian performa feed conversion ratio hanya terdapat perbedaan yang signifikan (p<0>0,05), namun mean performa deplesi strain Cobb cenderung lebih rendah yakni sebesar 0.20±0.13. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh perbedaan strain terhadap performa produksi ayam broiler pada sistem pemeliharaan semi closed house di daerah beriklim tropis, di mana strain Cobb menunjukkan performa yang lebih unggul dibandingkan strain Ross.
