Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penerimaan, pendapatan, dan keuntungan usahatani padi di Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar, menelaah perbedaan penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) terhadap biaya, jumlah produksi, penerimaan, pendapatan, dan keuntungan serta menilai kelayakan finansial usahatani padi. Penelitian bersifat deskriptif komparatif dengan penentuan lokasi secara purposive dan sampel proporsional terhadap 40 petani di Desa Tunggulrejo dan Kebak. Data primer tahun 2023 dianalisis menggunakan pendekatan biaya penerimaan, dengan pendapatan didefinisikan sebagai total penerimaan dikurangi biaya eksplisit dan keuntungan sebagai total penerimaan dikurangi biaya total, kelayakan diukur dengan R/C ratio dan B/C ratio (keuntungan/biaya). Rata-rata penerimaan mencapai Rp52.110.000 per hektar per musim, dengan biaya eksplisit Rp14.860.000 dan biaya implisit Rp3.040.000 (biaya total Rp17.890.000), sehingga pendapatan sebesar Rp37.250.000 dan keuntungan Rp34.210.000 per hektar. Perbandingan antarpetani menunjukkan bahwa pengguna combine harvester cenderung memiliki produksi dan penerimaan lebih tinggi serta biaya panen per kilogram lebih rendah, sehingga pendapatan dan keuntungan lebih besar. Secara keseluruhan, usahatani padi di lokasi penelitian layak secara finansial dengan R/C sebesar 2,91 dan B/C sebesar 1,91. Temuan ini menegaskan pentingnya efisiensi struktur biaya dan akses alsintan untuk menjaga dan meningkatkan profitabilitas petani.