Latar Belakang. Anestesi spinal merupakan salah satu teknik anestesi regional yang banyak digunakan karena efektif memberikan analgesia pada pembedahan abdomen bawah dan ekstremitas. Namun, blokade saraf simpatis yang ditimbulkan dapat memengaruhi hemodinamik, antara lain curah jantung (CO), indeks jantung (CI), stroke volume (SV), tekanan arteri rerata (MAP), dan denyut jantung (HR). Pemilihan agen anestesi lokal menjadi faktor penting, di mana lidokain dan prilokain sering digunakan karena onset cepat dan durasi kerja sedang.Tujuan. Mengetahui perbedaan pengaruh anestesi spinal menggunakan lidokain 5% dibandingkan prilokain 2% terhadap perubahan parameter hemodinamik CO, CI, SV, MAP, dan HR menggunakan NICOMMetode Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan total 40 pasien dewasa yang menjalani pembedahan dengan anestesi spinal. Subjek dibagi secara acak menjadi dua kelompok: lidokain 5% (n=20) dan prilokain 2% (n=20). Parameter hemodinamik (CO, CI, SV, MAP, HR) diukur pada baseline, 1, 5, dan 10 menit pasca anestesi spinal menggunakan NICOM. Data dianalisis dengan uji t tidak berpasangan atau Mann–Whitney sesuai distribusi, serta Chi-Square untuk variabel kategorik.Hasil Penelitian. Pada kedua kelompok terjadi penurunan CO, CI, dan SV setelah anestesi spinal. Hingga menit ke-5 pasca anestesi, tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok lidokain 5?n prilokain 2%, menandakan efek hemodinamik awal yang relatif serupa. Namun, pada menit ke-10, kelompok lidokain mengalami penurunan CO, CI, dan SV yang lebih besar dan bermakna secara statistik dibandingkan kelompok prilokain (p < 0>blok simpatis berlanjut. MAP dan HR juga menurun pada kedua kelompok dengan polapenurunan lebih jelas pada lidokain, meskipun perbedaannya tidak signifikan (p>0,05). Kesimpulan. Lidokain 5% pada anestesi spinal lebih berpengaruh terhadap perubahan hemodinamik dibandingkan prilokain 2?ngan pemantauan NICOM