Dismenore dan anemia merupakan dua masalah kesehatan yang banyak dialami remaja putri, yang seringkali mengganggu aktivitas dan kualitas hidup. Alternatif penanganan nonfarmakologis yang lebih aman adalah melalui pemanfaatan tanaman herbal. Jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubra), serai dapur (Cymbopogon citratus), dan bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) diketahui mengandung senyawa aktif berupa gingerol, shogaol, sitral, citronellol, flavonoid, serta vitamin C dan antosianin yang berperan sebagai analgesik, antiinflamasi, antioksidan, dan mampu meningkatkan kadar hemoglobin. Tugas akhir ini bertujuan mengembangkan produk teh herbal “Pelipure” berbasis tiga bahan tersebut, sekaligus menganalisis kualitas simplisia, kadar air, aktivitas antioksidan, preferensi konsumen, dan kelayakan usaha. Metode yang digunakan meliputi eksperimen formulasi dengan empat komposisi, pengujian kadar air menggunakan metode gravimetri, analisis aktivitas antioksidan dengan metode DPPH, uji organoleptik terhadap 20 responden, serta analisis usaha menggunakan perhitungan HPP, R/C ratio, dan B/C ratio. Hasil tugas akhir menunjukkan kadar air berada pada kisaran 8,76–10,79?ngan tiga komposisi memenuhi standar Farmakope Herbal Indonesia (≤10%). Aktivitas antioksidan berkisar antara 27,84–94,89?ngan kategori sangat rendah hingga sangat tinggi dengan komposisi 3 menunjukkan aktivitas paling tinggi (94,89%). Uji organoleptik mengindikasikan komposisi 1 paling disukai karena keseimbangan rasa, aroma, dan manfaat fungsional, sementara komposisi 4 dinilai unggul secara ekonomis. Analisis usaha menunjukkan bahwa produksi teh Pelipure layak dikembangkan dengan nilai R/C ratio >1. Dengan demikian, teh herbal Pelipure komposisi 3 merupakan formula yang dinilai paling efisien dan efektif karena mampu memberikan keseimbangan antara mutu produk, tingkat penerimaan konsumen, dan efisiensi biaya. potensial sebagai minuman fungsional alami yang membantu meredakan dismenore dan mencegah anemia, sekaligus memiliki prospek pasar yang baik.