Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana kebutuhan praktis dan strategis gender terpenuhi di Rumah Tahanan Negara Kelas I Surakarta dengan menerapkan metode analisis gender berdasarkan pendekatan Moser, serta menganalisis faktor-faktor yang memengaruhinya di dalam sistem pembinaan Rutan. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi, dengan partisipan yang dipilih secara purposive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pemenuhan kebutuhan praktis, meskipun beberapa aspek prosedural seperti pemisahan blok hunian, supervisi oleh petugas sejenis kelamin, dan layanan komunikasi telah terpenuhi, aspek-aspek esensial seperti penyediaan perlengkapan pribadi, pembalut, sanitasi yang layak, serta layanan kesehatan rutin bagi warga binaan laki-laki, dan nutrisi khusus bagi ibu hamil dan menyusui belum terpenuhi secara memadai. Seluruh aspek kebutuhan strategis gender belum terpenuhi. Belum ada kebijakan dan alokasi anggaran responsif gender, belum ada survei minat dan bakat yang sistematis, dan akses terhadap pelatihan keterampilan bagi perempuan cenderung terbatas serta stereotip. Faktor utama yang memengaruhi kondisi ini adalah ketiadaan kebijakan responsif gender yang komprehensif dari tingkat pusat, budaya institusi yang cenderung menerapkan perlakuan seragam, dan keterbatasan pada kuantitas serta kapasitas pemahaman SDM petugas rutan mengenai isu gender. Penelitian ini merekomendasikan Rutan Kelas I Surakarta mengembangkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan alokasi anggaran responsif gender, melembagakan survei kebutuhan partisipatif, melakukan diversifikasi program pelatihan bagi perempuan agar tidak stereotip, dan menyelenggarakan pelatihan gender secara rutin bagi petugas untuk membangun sistem yang lebih adil dan suportif.