Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari penerapan model kolaborasi berbasis teknologi informasi dalam pendistribusian zakat melalui aplikasi SipKe-Mas (Sistem Informasi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat) di Kota Surakarta. Aplikasi ini dikembangkan untuk mempermudah pengajuan, verifikasi, dan penyaluran zakat dengan melibatkan berbagai lembaga, yaitu Baznas, Lazis Jateng, PMI, dan PMS, dalam satu platform digital yang terintegrasi. Latar belakang penelitian ini berangkat dari permasalahan distribusi zakat di Indonesia yang masih menghadapi tantangan seperti rendahnya transparansi, koordinasi yang belum optimal, dan dominasi prosedur manual yang memperlambat layanan kepada mustahik. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen dari masing-masing lembaga yang terlibat. Analisis data mengacu pada teori kolaborasi 3C, yang mencakup komunikasi, koordinasi, dan kerja sama sebagai kerangka utama untuk menilai dinamika kolaborasi antarlembaga dalam sistem ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan SipKe-Mas telah menghadirkan perubahan positif melalui digitalisasi proses distribusi zakat. Namun, kolaborasi antarlembaga masih belum berjalan optimal. Komunikasi kurang leluasa karena hanya dilakukan melalui WhatsApp tanpa forum resmi dan dokumentasi yang terstruktur. Koordinasi belum berjalan dengan lancar, memang sudah memiliki alur kerja digital tetapi belum didukung evaluasi rutin dan forum bersama antarlembaga. Sementara itu, kerja sama sudah terjalin, namun belum merata karena Baznas masih memegang peran paling dominan dibandingkan lembaga mitra lainnya. Penelitian ini menegaskan bahwa keberhasilan kolaborasi berbasis teknologi informasi tidak hanya bergantung pada sistem digital, tetapi juga pada kualitas hubungan antar lembaga, keselarasan prosedur, dan komitmen bersama. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan pembentukan forum komunikasi rutin, penyusunan SOP terpadu, evaluasi bersama berbasis indikator kolaborasi, serta pengembangan fitur pemantauan real-time dan panduan akses inklusif untuk masyarakat. Jika langkah-langkah ini diimplementasikan, SipKe-Mas berpotensi menjadi model praktik terbaik kolaborasi berbasis teknologi informasi dalam pengelolaan zakat di Indonesia.