Film dokumenter merupakan salah satu media representasi yang efektif dalam mengemas sejarah dan kebudayaan secara komunikatif. Tugas akhir ini bertujuan untuk mendokumentasikan peran penulis naskah dalam menyusun struktur narasi film dokumenter “Cipta, Rasa, Karsa: The Spirit of Mangkunegaran in Modern Rhythm”, yang mengangkat tema kepemimpinan Adipati Mangkunegaran melalui filosofi Tri Dharma dan modernisasi sosial dan budaya dari Mangkunegara I hingga VII. Proses produksi dimulai dengan riset pustaka, observasi lapangan, dan wawancara dengan narasumber, yang kemudian dijadikan dasar dalam menyusun film treatment dan naskah dokumenter. Penulis naskah terlibat aktif sejak tahap praproduksi hingga pascaproduksi, mulai dari merancang struktur cerita, menyusun panduan wawancara, hingga menyusun narasi voice over berdasarkan hasil wawancara dan temuan riset. Hasil akhir film dokumenter ini merepresentasikan nilai-nilai kepemimpinan Mangkunegaran secara naratif dan visual, dengan pendekatan ekspositori. Penyusunan naskah berdasarkan data sejarah dan interpretasi narasumber menghasilkan alur cerita yang kontekstual. Peran penulis naskah menjadi krusial dalam menjaga konsistensi narasi dan informasi agar film dapat berfungsi sebagai media pelestarian budaya.Documentary film serves as an effective medium of representation in presenting history and culture in a communicative manner. This final project aims to document the role of the scriptwriter in constructing the narrative structure of the documentary film “Cipta, Rasa, Karsa: The Spirit of Mangkunegaran in Modern Rhythm” which explores the leadership of the Adipati of Mangkunegaran through the philosophy of Tri Dharma and the sociocultural modernization from Mangkunegara I to VII. The production process began with literature research, field observations, and interviews with relevant sources, which then formed the basis for writing the film treatment and documentary script. The scriptwriter was actively involved from pre-production to post-production, including outlining the narrative structure, interview guidelines, and composing voice-over narration based on the interviews and research. The final documentary presents the leadership values of Mangkunegaran through narrative and visual storytelling using an expository approach. The script, grounded in historical data and source interpretation, results in a contextual storyline. The role of the scriptwriter is essential in maintaining narrative and informational accuracy, enabling the film to serve as both an educational medium and cultural preservation.
