Pembangunan infrastruktur telekomunikasi sering menimbulkan persoalan etis karena bersinggungan dengan ruang publik dan kepentingan masyarakat. Proyek kabel udara PT Telkom Akses Witel Solo menghadapi potensi masalah berupa keterbatasan ruang pemasangan, resistensi sosial, serta akuntabilitas yang masih dominan bersifat internal. Kondisi tersebut menuntut penerapan etika bisnis yang konsisten agar keberlangsungan proyek tidak menimbulkan konflik sosial maupun penurunan kepercayaan publik.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan dua narasumber internal (Site Manager dan Supervisor Survey), observasi lapangan di beberapa titik pembangunan kabel udara, serta telaah dokumen resmi dari perusahaan. Data dianalisis menggunakan teknik analisis tematik berbantuan perangkat lunak NVivo untuk mengidentifikasi tema-tema kunci berdasarkan lima prinsip etika bisnis dari Ferrell et al. (2017). Validitas data diperkuat melalui triangulasi sumber dan metode.Hasil penelitian menunjukkan bahwa prinsip kejujuran dan transparansi telah dijalankan dalam komunikasi internal, namun belum optimal dalam pelibatan publik. Tanggung jawab sosial sudah menjadi perhatian utama dalam desain teknis, tetapi keterbatasan ruang publik menciptakan tantangan dalam implementasinya. Prinsip otonomi dan saling menguntungkan masih bersifat internal dan belum sepenuhnya partisipatif. Kendala yang dihadapi antara lain komunikasi satu arah, birokrasi yang kaku, keterbatasan ruang publik, resistensi sosial, dan akuntabilitas yang bersifat internal. Solusi yang ditawarkan meliputi penguatan sosialisasi, mekanisme pengaduan publik, forum konsultatif warga, serta pelatihan dan audit etika secara berkala. Kesimpulan penelitian menegaskan bahwa etika bisnis sudah menjadi bagian dari kebijakan perusahaan, namun implementasinya perlu ditingkatkan. Implikasinya, diperlukan pelibatan masyarakat yang lebih aktif, audit berkala, dan penguatan sistem pengaduan publik. Penelitian lanjutan disarankan melibatkan lebih banyak informan dan wilayah agar hasil lebih representatif.