Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan penilaian kinerja pegawai berbasis E-Kinerja pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surakarta dan mengidentifikasi kendala yang dihadapi saat penerapan pengggunaan E Kinerja. Latar belakang penelitian ini adalah pentingnya teknologi informasi dalam mendukung tata kelola pemerintahan yang transparan dan efisien, khususnya dalam penilaian kinerja pegawai. E-Kinerja, sebagai bagian dari e-government, dirancang untuk menyederhanakan proses penilaian kinerja pegawai secara digital, namun penerapannya masih menghadapi tantangan atau kendala. Kinerja merupakan pencapaian nyata dalam melaksanakan tugas yang diukur berdasarkan sejauh mana target organisasi terpenuhi. Konsep penilaian kinerja menekankan pengukuran pencapaian target kerja berdasarkan indikator kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas dan kemandirian. Penilaian kinerja berfungsi untuk mengevaluasi hasil kerja, memberikan umpan balik, dan mengidentifikasi kebutuhan pengembangan pegawai. E-Kinerja sebagai sistem berbasis elektronik digunakan untuk memantau dan mengevaluasi kinerja pegawai. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dimana data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem E-Kinerja telah meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi dalam penilaian kinerja, ditandai dengan peningkatan jumlah pegawai berperingkat "Di Atas Ekspektasi" dari 2 orang pada Januari 2024 menjadi 11 orang pada Desember 2024. Namun, ditemukan kendala seperti keterbatasan pemahaman teknologi di kalangan pegawai senior, sosialisasi yang kurang maksimal, kebiasaan menunda pengisian data, gangguan teknis seperti jaringan internet yang tidak stabil, dan belum adanya Prosedur Operasional Standar (SOP) yang jelas untuk panduan pengguna. E-Kinerja telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan efisiensi dan objektivitas penilaian kinerja, meskipun masih diperlukan perbaikan dalam sosialisasi, pelatihan, dan infrastruktur teknologi.