Penelitian ini bertujuan untuk (1)menganalisis kerapatan vegetasi dan kerapatan bangunan di Koata Tegal Tahun 2015 dan 2025 (2)menganalisis perubahan temperatur permukaan di Kota Tegal tahun 2015 dan 2025 (3)menganalisis persebaran Urban Heat Island (UHI) berdasarkan kerapatan vegetasi, kerapatan bangunan dan tempertur permukaan di Kota tegal tahun 2025 (4)menganalisis upaya mitigasi UHI di Kota tegal. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan data Citra Landsat 8 dengan metode analisis NDVI, NDBI, dan LST. Pengumpulan data dilakukan dengan interpretasi citra, wawancara, dan studi literatur. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik proporsionate stratified random sampling. Teknik uji validasi menggunakan uji ketelitian interpretasi citra. Hasil dari penelitian ini sebgai berikut Pertama, adanya perubahan kerapatan vegetasi dan bangunan di tahun 2015 dan 2025 yaitu untuk kelas kerapatan vegetasi rendah dan sangat rendah cenderung mengalami peningkatan. Sedangkan penurunan terjadi pada kelas kerapatan sedang dan sangat tinggi. Untuk kerapatan bangunan pada kedua tahun tersebut ada pada kenaikan jumlah luas tingkat kerapatan sedang dan tinggi. Tingkat kerapatan sedang di tahun 2025 naik sekitar 13-14?n tingkat kerapatan tinggi naik 3%, Kedua, terjadi kenaikan termperatur permukaan di tahun 2015 dan 2025 yaitu temperatur permukaan minimal dan maksimal yang meningkat yaitu kurang lebih 0,97°C dan 0,34°C, Ketiga, pola persebaran UHI berdasarkan kerapatan vegetasi dan bangunan banyak terjadi pada pusat kota dengan kerapatan vegetasi rendah dan kerapatan bangunan yang tinggi, Keempat, upaya mitigasi UHI dilakukan berdasarkan kerapatan bangunan, kelas kerapatan rendah menggunakan upaya peningkatan lahan hijau dan pemanfaatan badan air dan untuk kelas kerapatan sedang sampai tinggi menggunakan penghijauan pada bangunan, badan air, dan penggunaan material albedo tinggi. Perubahan wilayah akibat pembangunan mengubah lahan bervegetasi menjadi lahan terbangun yang mempengaruhi temperatur permukaan, sehingga terjadi fenomena Urban Heat Island. Penyusunan kebijakan yang lebih memperhatikan aspek ekologis sangat diperlukan dalam pembangunan dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk penghijauan lingkungan sekitar serta melakukan menghemat energi perlu dilakukan.