Budidaya dan Analisis Usahatani Tanaman Kubis (Brassica Oleracea var. capitata) dengan Pemberian Hormon Giberelin Sitokinin Auksin Di Desa Matesih, Karanganyar
Penulis Utama
:
Keiza Nabilla Ekananda
NIM / NIP
:
V4122035
×<p><font face="Times New Roman, serif"><span xss=removed>Kubis (<i>Brassica oleracea</i> var. capitata) merupakan komoditas sayuran bernilai ekonomis tinggi yang kaya akan vitamin dan mineral. Produksi kubis di Indonesia mengalami fluktuasi, dengan penurunan signifikan pada tahun 2023. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi adalah dengan pemberian hormon GSA (Giberelin, Sitokinin, Auksin), yang berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Desa Matesih, Kabupaten Karanganyar, dipilih sebagai lokasi budidaya karena kondisi agroklimat yang mendukung. Tujuan dari kegiatan tugas akhir dengan budidaya kubis ini yaitu memahami dan mempraktikkan budidaya tanaman kubis, menganalisis kelayakan usahatani melalui perhitungan biaya produksi, penerimaan, keuntungan, serta rasio R/C, B/C, dan BEP, serta melakukan pemasaran dari hasil panen kubis. Kegiatan dilakukan di Desa Matesih dari akhir bulan Februari hingga bulan Mei 2025 dengan metode praktik langsung, observasi, dan analisis data. Praktik langsung yaitu dengan budidaya kubis dengan populasi 200 <i>polybag </i>dengan perlakuan hormon GSA dan kontrol. Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan pertumbuhan tanaman dengan parameter seperti tinggi tanaman, lebar daun, dan bobot panen. Analisis data dengan menghitung perhitungan biaya usahatani yang meliputi biaya produksi, penerimaan, keuntungan, dan kelayakan usaha. Kegiatan budidaya kubis secara konvensional pada <i>polybag </i>meliputi persiapan media tanam, penyemaian, penanaman, pengendalian hama dan penyakit, panen, pascapanen, dan pemasaran. Budidaya kubis menghasilkan panen mencapai 191 kg, dengan kubis perlakuan GSA rata-rata 1,500 gram dan kontrol 800 gram per buah. Analisis usahatani menunjukkan biaya total sebesar Rp770.890,00, penerimaan Rp1.146.000,00 (dari penjualan kubis Rp6.000,00/kg) dan keuntungan sebesar Rp375.110,00 dengan R/C ratio 1,48 dan B/C ratio 0,48, mengindikasikan kelayakan usaha. Strategi pemasaran meliputi pendekatan STP (<i>Segmenting, Targeting, Positioning</i>) dan bauran pemasaran 4P (<i>Product, Price, Place, Promotion</i>), dengan promosi melalui media sosial dan penjualan langsung. Kesimpulannya, pemberian hormon GSA efektif meningkatkan produksi kubis, dan usahatani ini layak dikembangkan secara ekonomi. Saran yang diberikan antara lain mengurangi penggunaan insektisida kimia, meningkatkan perawatan tanaman, serta memanfaatkan hormon GSA untuk optimalisasi hasil.</span></font></p>
×
Penulis Utama
:
Keiza Nabilla Ekananda
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
V4122035
Tahun
:
2025
Judul
:
Budidaya dan Analisis Usahatani Tanaman Kubis (Brassica Oleracea var. capitata) dengan Pemberian Hormon Giberelin Sitokinin Auksin Di Desa Matesih, Karanganyar