PERKEMBANGAN ALIRAN KEPERCAYAAN SAPTA DARMA DI BLITAR TAHUN 1990-2020
Penulis Utama
:
Syahrul Munir
NIM / NIP
:
B0420058
×<h1 xss=removed><a name="_Toc204079107"><strong><span lang="EN-US" xss=removed>A</span></strong></a><strong><span lang="EN-US" xss=removed>BSTRAK</span></strong><strong><span lang="EN-US"><o></o></span></strong></h1><p class="MsoNormal" xss=removed><span lang="EN-US">Aliran kepercayaan Sapta Darma adalah salah satu aliran yang masih eksis di Indonesia. Aliran Sapta Darma muncul pada 26 Desember 1952 dibawa oleh bapak Hardjosapuro atau yang dikenal dengan Panutan Agung Sri Gutama yang berasal dari kampung Pandean, desa Pare, Kabupaten Kediri. Aliran Sapta Darma merupakan salah satu satu dari aliran-aliran kejawen di Indonesia, yang berhasil menyebarkan ajaranya di berbagai wilayah salah satunya di Blitar. Aliran Sapta Darma masuk di wilayah Blitar pada tahun 1956, yang langsung disebarkan oleh bapak Hardjosapuro. Penelitian ini memiliki tiga rumusan masalah yaitu pertama, bagaimana latar belakang aliran kepercayaan Sapta Darma di terima di Blitar, kedua, bagaimana perkembangan aliran Sapta Darma di Blitar tahun 1990-2020, ketiga, bagaimana kondisi para pengikut aliran kepercayaan Sapta Darma.<o></o></span></p><p class="MsoNormal" xss=removed><span lang="EN-ID">Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahap yaitu heuristik (pengumpulan sumber), kritik sumber, interpretasi dan historiografi (penulisan sejarah). Penulisan ini menggunakan sumber arsip dari aliran kepercayaan Sapta Darma dan sumber lisan berupa wawancara dengan para tokoh-tokoh aliran kepercayaan Sapta Darma.<o></o></span></p><p class="MsoNormal" xss=removed><span lang="EN-ID">Hasil penelitian menunjukkan bahwa, aliran kepercayaan Sapta Darma di Blitar, </span><span lang="EN-ID">pada tahun 1990 hingga 2020 berhasil menarik minat masyarakat Blitar berkat pendekatan yang mengutamakan kedamaian, harmoni, dan pembinaan moral. Meskipun mengalami tantangan dalam bentuk diskriminasi sosial dan kesulitan mendapatkan pengakuan resmi, penganut Sapta Darma tetap bertahan dan berkembang melalui aktivitas spiritual yang rutin di sanggar-sanggar. <o></o></span></p><p class="MsoNormal" xss=removed><span lang="EN-ID">Kesimpulan dari penelitian ini adalah aliran kepercayaan Sapta Darma mengalami pasang surut dalam perkembangannya. Pada tahun 2000, meskipun jumlah pengikut terbatas, pengikut Sapta Darma ini menunjukkan komitmen yang kuat dalam menjaga ajaran mereka. Namun, pada periode 2010-2020, pengikut Sapta Darma menghadapi stagnasi dalam perkembangan jumlah pengikut, terutama di kalangan generasi muda. Meskipun jumlah pengikut mencapai sekitar 500 orang pada 2010, tantangan besar muncul karena kurangnya regenerasi dan minat dari generasi muda terhadap ajaran ini. Disamping itu, mereka masih menghadapi kesulitan administratif, seperti pengakuan resmi dalam pencatatan pernikahan dan pemakaman. Meskipun Putusan Mahkamah Konstitusi pada tahun 2016 memberikan harapan, implementasinya di lapangan masih menghadapi berbagai hambatan. <o></o></span></p><p class="MsoNormal" xss=removed><span lang="EN-ID"> </span></p><p><span lang="EN-ID" xss=removed>Kata Kunci: Aliran Kepercayaan, Sapta Darma, Perkembangan, Blitar</span></p><p><span lang="EN-ID" xss=removed><br></span></p><h1 xss=removed><a name="_Toc204079108"><strong><span lang="EN-US" xss=removed>A</span></strong></a><strong><span lang="EN-US" xss=removed>BSTRACT</span></strong><strong><span lang="EN-US"><o></o></span></strong></h1><p class="MsoNormal" xss=removed><span lang="EN-ID">The Sapta Darma school of faith is one of the schools that still exists in Indonesia. The Sapta Darma school emerged on December 26, 1952 brought by Mr. Hardjosapuro or known as Panutan Agung Sri Gutama who came from Pandean village, Pare village, Kediri Regency. The Sapta Darma school is one of the Javanese schools in Indonesia, which has succeeded in spreading its teachings in various regions, one of which is in Blitar. The Sapta Darma school entered the Blitar area in 1956, which was immediately spread by Mr. Hardjosapuro. This research has three problem formulations, namely first, how the background of the Sapta Darma faith stream was accepted in Blitar, second, how the development of the Sapta Darma stream in Blitar in 1990-2020, and third, what is the condition of the followers of the Sapta Darma belief stream.</span><span lang="EN-US"><o></o></span></p><p class="MsoNormal" xss=removed><span lang="EN-ID">This research uses a historical research method consisting of four stages, namely heuristic (collection of sources), criticism of sources, interpretation and historiography (writing history). This writing uses archival sources from the Sapta Darma faith school and oral sources in the form of interviews with Sapta Darma faith school figures.<o></o></span></p><p class="MsoNormal" xss=removed><span lang="EN-ID">The results of the study show that the Sapta Darma faith stream in Blitar, </span><span lang="EN-ID">from 1990 to 2020 succeeded in attracting the interest of the people of Blitar thanks to an approach that prioritizes peace, harmony, and moral development. Despite the challenges of social discrimination and difficulties in gaining official recognition, Sapta Darma adherents persist and thrive through regular spiritual activities in the studios. <o></o></span></p><p class="MsoNormal" xss=removed><span lang="EN-ID">The conclusion of this study is that the school of Sapta Darma's beliefs has experienced ups and downs in its development. In 2000, despite the limited number of followers, these followers of Sapta Darma showed a strong commitment to maintaining their teachings. However, in the 2010-2020 period, Sapta Darma's followers faced stagnation in the development of the number of followers, especially among the younger generation. Although the number of followers reached about 500 in 2010, a major challenge arose due to the lack of regeneration and interest from the younger generation in this teaching. In addition, they still face administrative difficulties, such as official recognition in marriage and funeral records. Although the Constitutional Court's decision in 2016 gave hope, its implementation on the ground still faces various obstacles.<o></o></span></p><p class="MsoNormal" xss=removed><span lang="EN-ID"> <o></o></span></p><p class="MsoNormal" xss=removed><span lang="EN-ID">Keywords: Stream of Trust, Sapta Darma, Development, Blitar<o></o></span></p><p class="MsoNormal" xss=removed><span lang="EN-ID"> </span></p><p><span lang="EN-ID" xss=removed></span><span xss=removed></span><br></p>
×
Penulis Utama
:
Syahrul Munir
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
B0420058
Tahun
:
2025
Judul
:
PERKEMBANGAN ALIRAN KEPERCAYAAN SAPTA DARMA DI BLITAR TAHUN 1990-2020
Edisi
:
Imprint
:
SURAKARTA - Fak. Ilmu Budaya - 2025
Program Studi
:
S-1 Ilmu Sejarah
Kolasi
:
Sumber
:
Kata Kunci
:
Aliran Kepercayaan, Sapta Darma, Perkembangan, Blitar
Jenis Dokumen
:
Skripsi
ISSN
:
ISBN
:
Link DOI / Jurnal
:
-
Status
:
Public
Pembimbing
:
1. Dr. Supariadi, M. Hum.
Penguji
:
1. Dr. Waskito Widi Wardojo, S.S., M.A. 2. Dr. Hayu Adi D, S.S., M.Hum
Catatan Umum
:
Fakultas
:
Fak. Ilmu Budaya
×
Halaman Awal
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.