Semakin banyak penutur yang tidak santun dalam bertutur. Fenomena tuturan ketidaksantunan memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai konteks sosial, mulai dari tuturan sehari-hari hingga dalam media sosial kelompok tertentu, khususnya bagaimana identitas mitra tutur atau kelompok. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: (i) Bagaimanakah strategi ketidaksantunan berbahasa dalam podcast EMPETALK pada kanal YouTube Jonathan Liandi? dan (ii) Bagaimanakah respons terhadap ketidaksantunan berbahasa dalam podcast EMPETALK pada kanal YouTube Jonathan Liandi?Tujuan penelitian ini mencakup dua hal, yakni: (i) Mendeskripsikan strategi ketidaksantunan berbahasa dalam podcast EMPETALK pada kanal YouTube Jonathan Liandi, dan (ii) Mendeskripsikan respons terhadap ketidaksantunan berbahasa dalam podcast EMPETALK pada kanal YouTube Jonathan Liandi.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini merupakan tuturan pembawa acara dan para bintang tamu yang mengandung strategi ketidaksantunan dan respons terhadap ketidaksantunan yang terdapat dalam acara podcast EMPETALK pada kanal YouTube Jonathan Liandi beserta konteksnya. Sumber data yang digunakan adalah podcast EMPETALK pada kanal YouTube Jonathan Liandi. Metode penyediaan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode simak dengan teknik catat. Metode analisis data yang digunakan adalah metode kontekstual. Metode penyajian hasil analisis data yang digunakan adalah metode informal. Simpulan penelitian ini adalah: (i) strategi ketidaksantunan yang ditemukan terdiri dari empat strategi, yaitu strategi ketidaksantunan langsung tanpa basa-basi, strategi ketidaksantunan positif, strategi ketidaksantunan negatif, dan strategi kesantunan semu. Strategi ketidaksantunan positif meliputi empat substrategi yaitu memanggil dengan julukan yang tidak pantas, mengabaikan, menunjukkan ketidaktertarikan, dan menggunakan kata-kata kasar. Strategi ketidaksantunan negatif meliputi lima substrategi yaitu menakut-nakuti, mengejek, merendahkan, melanggar ruang pribadi, dan menghubungkan mitra tutur dengan hal negatif; dan (ii) respons terhadap ketidaksantunan yang ditemukan meliputi tiga respons, yaitu respons ofensif-ofensif, respons ofensif-defensif, dan menerima.