Penelitian ini bertujuan mengetahui penerapan metode pembelajaran debat aktif dapat membangun sikap demokratis siswa pada mata Pelajaran Pendidikan Pancasila fase F elemen NKRI materi praktik demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di SMA Negeri 2 Boyolali. Capaian pembelajaran mata Pelajaran Pendidikan Pancasila pada penelitian ini adalah praktik demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif. Sumber data pada penelitian ini adalah siswa siswi kelas XI-7 SMA Negeri 2 Boyolali dan Guru mata Pelajaran Pendidikan Pancasila. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, observasi dan studi dokumen. Uji validitas data yang digunakan adalah dengan mengguanakan trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Selanjutnya analisis data yang digunakan menggunakan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran debat aktif dapat membangun sikap demokratis siswa pada mata Pelajaran Pendidikan Pancasila fase F materi praktik demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di SMA Negeri 2 Boyolali. Penerapan metode pembelajaran debat aktif terbukti efektif dalam meningkatkan sikap demokratis siswa kelas XI-7 SMA Negeri 2 Boyolali pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila, khususnya dalam materi Praktik Demokrasi dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Peningkatan sikap demokratis siswa terlihat signifikan, dari rata-rata 50% (Sangat Kurang) pada pra-siklus meningkat menjadi 62,5% (Kurang) di siklus pertama dan meningkat sangat signifikan menjadi 87,5% (Sangat Baik) di siklus kedua, dengan capaian tertinggi pada indikator toleransi terhadap perbedaan (100%). Keberhasilan ini didukung oleh pendekatan pembelajaran yang terstruktur, melibatkan pengalaman nyata, serta peran guru sebagai fasilitator yang memperkuat internalisasi nilai-nilai demokrasi, sesuai dengan Teori Diri Estrategi Sosial. Selain itu, kualitas penerapan metode oleh guru menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis pengalaman langsung, seperti simulasi konflik, mampu mendorong keterlibatan siswa secara mendalam. Meski menghadapi tantangan seperti partisipasi tidak merata, waktu terbatas, dan dinamika kelas, solusi seperti pembagian peran terstruktur, dan evaluasi berbasis umpan balik berhasil mengatasinya. Dengan demikian, metode debat aktif efektif membangun sikap demokratis siswa jika didukung perencanaan matang, topik kontekstual, lingkungan inklusif, dan pengalaman belajar nyata.