Tiga jenis bunga dinyatakan sebagai bunga nasional Indonesia, dan selanjutnya dikukuhkan sebagai berikut : 1. Melati (Jasminum sambac), sebagai puspa bangsa; 2. Anggrek Bulan (Palaenopsis amabilis), sebagai puspa pesona; dan 3. Padma Raksasa (Rafflesia arnoldi), sebagai puspa langka; (KEPPRES RI Nomor 4 Tahun 1993). Keberagaman flora ini memiliki peluang untuk dijadikan sebagai ornamen tekstil melalui teknik kekriyaan yakni jumputan dan aplikasi menjadi produk kebaya kartini. Tahapan penciptaan karya menggunakan metode penciptaan seni kriya menurut S.P Gustami melalui 3 tahapan perancangan yakni tahap eksplorasi (penentuan tema dengan mendeskripsikan jiwa dan mempelajari landasan teori, sumber, & referensi), tahap perancangan (menampilkan gagasan atau konsep awal perancangan dalam bentuk visual melalui perhitungan dari beragam aspek), dan tahap perwujudan (berdasarkan desain sketsa dan prototype diwujudkan menjadi karya yang sesungguhnya yang kemudian dilakukan evaluasi karya). Hasil perancangan berupa merancang ornamen bunga nasional Indonesia melalui teknik jumputan dan aplikasi ke dalam 3 kebaya kartini. Kain emboss dijahit jelujur (jumputan) sesuai desain kemudian disambungkan dengan patchwork ornamen geometrik dan dijahit menjadi produk kebaya kartini. Selanjutnya, dipasangi aplikasi ornamen bunga dengan cara dijahit tangan. Warna yang dihasilkan dalam perancangan ini menggunakan pewarnaan biru alami indigo yang berasal dari indigofera strobilanthes cusia serta pewarna merah dan kuning dari pewarnaan sintetis remazol. Temuan pada perancangan ini adalah pengetahuan terkait pengembangan ornamen bunga nasional sekaligus media memperkenalkan bunga yang menjadi ikon flora di Indonesia melalui teknik jumputan dan aplikasi pada kebaya kartini.