×
Nasta Ayundra Oktavian Mahardi.
K4421060. Pembimbing: Drs. Tri Yunianto, M. Hum. RADEN TUMENGGUNG
SUMODININGRAT: BIOGRAFI POLITIK. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2025.
Penelitian ini bertujuan untuk
(1) Mengetahui latar belakang kehidupan dari Raden Tumenggung
Sumodiningrat, (2) Mengetahui perjalanan karier politik dari Raden Tumenggung
Sumodiningrat, dan (3) Mengetahui peran Raden Tumenggung Sumodiningrat di
pemerintahan Kesultanan Yogyakarta. di
pemerintahan Kesultanan Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian sejarah dengan tahapan pemilihan topik, heuristik, kritik sumber,
interpretasi, dan historiografi yang menggunakan pendekatan sosiologi politik
dan antropologi politik. Sumber data yang digunakan
adalah arsip VOC berupa laporan pejabat Gubernur Pantai Timur Laut Jawa, De
Opkomst van het Nederlandsch Gezag in Oost-Indie: Verzameling van onuitgegeven
Stukken uit het Oud-koloniaal Archief jilid 10−13, Het Nederlandsch
Gezag Over Jawa en Onderhoorigheden sedert 1811 jilid 1, surat kabar Java
Gouverment Gazette, surat-surat berbahasa Jawa dari keraton, Babad
Bedhah ing Ngayogyakarta, dan Serat Salsilah Para Loeloehur ing
Kadanoeredjan yang berkaitan dengan Kasultanan Yogyakarta dan Sumodiningrat
akhir abad ke-18 sampai awal abad ke-19. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
studi dokumen dan studi pustaka. Teknik analisis data yang digunakan adalah
teknik analisis data sejarah. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama,
Sumodiningrat merupakan keturunan priyayi dan memiliki latar belakang
sebagai seorang bangsawan Jawa. Melalui latar belakang keluarganya,
Sumodiningrat terlibat dalam sejumlah peristiwa di Yogyakarta dan memiliki
kedekatan dengan tokoh-tokoh besar seperti Pangeran Diponegoro dan Raden Ronggo
Prawirodirjo III. Kedua, Sumodiningrat memiliki perjalanan karier
politik yang dimulai pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I sampai
pemerintahan Sultan Hamengkubuwono II (1784−1812) yang berjenjang dari jabatan Wedana
jaba, Wedana jero, Patih jero, dan sekaligus jabatan
strategis di bidang militer sebagai penasihat militer dan panglima perang
Yogyakarta. Oleh karena itu, Sumodiningrat memiliki posisi penting dalam
pemerintahan Kesultanan Yogyakarta tidak hanya di bidang politik saja tetapi
juga di bidang militer. Ketiga, Sumodiningrat berperan krusial dalam
peristiwa yang terjadi di Yogyakarta periode 1784−1812, seperti ketika keraton
mengalami konfrontasi dengan pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1808 dan
saat peristiwa Geger Sepehi pada tahun 1812.