Sintesis Ag0,03Co0,97Fe2O4 dengan sumber kation Fe3+ dari pasir besi Sungai Bengawan Solo berhasil dilakukan menggunakan metode green co-precipitated dari ekstrak kunyit. Sampel AgCFO-NP dimodifikasi sifat fisis dengan variasi suhu sintesis (60℃, 70℃, 80℃ dan 90℃). Hasil X-Ray Diffraction (XRD) mengkonfrimasi bahwa sampel berstruktur face centered cubic (fcc) sesuai dengan ICDD No 22-1086. Diperoleh ukuran kristalit yang menurun seiring bertambahnya suhu sintesis, uji Fourier Transform Infrared (FTIR) juga menunjukan puncak serapan karakteristik kobalt ferit dan sifat magnetik menunjukan kenaikan medan koersivitas. Pada suhu sintesis 90℃ diperoleh ukuran nanopartikel terkecil sehingga divariasikan suhu annealing (100℃, 200℃, 300℃,400℃, dan 500℃). Hasil X-Ray Diffraction (XRD) menujukan kenaikan seiring bertambahnya suhu annealing. Namun, pada variasi annealing suhu 500℃ muncul puncak lain yang diduga perak. Perhitungan kristalit konsisten dengan hasil analisis SEM, yaitu berkisar 30-43nm. Hasil analisis Fourier Transform Infrared (FTIR) memperlihatkan tipikal original kurva kobalt ferit dengan ikatan M-O di tertrahedral pada rentang 566-569 cm-1, dan oktahedral 383-399cm-1 baik untuk variasi suhu sintesis, maupun variasi annealing. Hasil analisis Vibrating sample magnetometer (VSM) menunjukkan bahwa medan koersif (Hc) bergantung dengan variasi suhu sintesis dan annealing (72,5-140 Oe). Kinerja antibakteri sampel AgCFO-NP dengan kation Fe3+ berasal dari pasir besi Sungai Bengawan Solo ditunjukkan nilai zone of inhibition (ZOI) pada suhu variasi suhu sintesis dan annealing untuk bakteri E.coli dan S.aureus.