×
Masalah utama pada lahan sub-optimal meliputi keterbatasan ketersediaan air dan rendahnya kesuburan tanah. Padi gogo merupakan salah satu solusi potensial dalam mengatasi kekurangan air di lahan kering. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca percobaan Laboratorium Jumantono, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret (UNS) sebagai lokasi budidaya padi, pada bulan November 2024 hingga Maret 2025. Pengamatan dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Manajemen Produksi Tanaman serta Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian UNS, untuk analisis tanah. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah tingkat cekaman air yang terdiri atas 100%, 75%, 50%, dan 25% kapasitas lapang. Faktor kedua adalah dosis pupuk fosfat, yaitu 0, 50, 100, dan 150 kg.ha⁻¹. Variabel yang diamati meliputi lingkungan (suhu, kelembapan, intensitas cahaya), pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan total, bobot segar tajuk, bobot kering tajuk, dan luas daun), serta hasil (jumlah malai per rumpun, jumlah gabah per rumpun, bobot gabah kering panen, bobot gabah kering giling, dan bobot 1000 biji). Data dianalisis menggunakan Analisis Ragam (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95%, dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) untuk pemisahan nilai tengah, serta analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi terbaik diperoleh pada perlakuan cekaman air 75% kapasitas lapang dan pemberian pupuk fosfat 100 kg.ha⁻¹, yang menghasilkan bobot gabah kering giling (GKG) tertinggi. Cekaman air pada 50% kapasitas lapang tidak menurunkan pertumbuhan dan hasil. Pemberian pupuk fosfat sebesar 100 kg.ha⁻¹ memberikan hasil yang lebih baik pada seluruh parameter pertumbuhan dan hasil yang diamati.