ABSTRAK

Sarila Fatimah Rusvianna K4421074. Pembimbing : Dr. Hieronymus Purwanta., M.A. INDUSTRI KERAJINAN TENUN IKAT GOYOR KABUPATEN SRAGEN : STUDI KASUS DI DESA SAMBIREMBE. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2025.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan faktor-faktor yang menjadikan Desa Sambirembe sebagai pusat kerajinan tenun ikat goyor, (2) mengetahui secara detail tahapan-tahapan produksi kerajinan tenun ikat goyor, mulai dari persiapan bahan baku, proses penenunan, hingga pemasaran produk, (3) mendeskripsikan pandangan masyarakat Desa Sambirembe terhadap tenun ikat goyor, mencakup fungsi ekonomi, nilai sosial, dan identitas budaya, serta perannya dalam mempertahankan tradisi dan melestarikan warisan budaya lokal.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus tunggal terpancang. Sumber data berupa tempat di Desa Sambirembe Kabupaten Sragen, peristiwa pembuatan tenun ikat goyor, informan yaitu pengrajin, pengepul, pemilik industri tenun ikat goyor, dan pemerintah Kabupaten Sragen, dokumen berupa data demografi desa Sambirembe, dokumentasi kegiatan, artikel, dan buku yang berkaitan dengan tenun. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan time sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumen. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif yaitu interaksi antara pengumpulan data dengan komponen analisis (kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi) secara siklus.

Hasil penelitian menunjukkan (1) Kerajinan tenun ikat goyor di Desa Sambirembe merupakan tradisi turun-temurun dan menjadi identitas budaya lokal. Sebelum berkembangnya tenun ikat goyor, masyarakat setempat mengenal tenun gendhong yang kini punah akibat terputusnya pewarisan keterampilan. Keberlanjutan industri tenun ikat goyor didukung melalui pelatihan bagi penenun pemula sehingga keterampilan menenun dapat terus diwariskan dan kualitas produk tetap terjaga. (2) Proses produksi kerajinan tenun ikat goyor di Desa Sambirembe masih dijaga keterampilan tradisional secara turun temurun. Tahapannya meliputi pemintalan, pemutihan, pewarnaan, penggambaran motif, pengikatan benang, hingga penenunan menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Setiap tahap dikerjakan oleh tenaga khusus, aktivitas produksi berlangsung dalam skala rumahan. (3) Industri kerajinan tenun ikat goyor yang berkembang di Desa Sambirembe menjadi salah satu pendapatan masyarakat yang tidak hanya berdampak ekonomi tetapi juga menciptakan pengaruh sosial terhadap masyarakat. Industri ini mendukung pelestarian budaya lokal melalui transmisi keterampilan menenun antar generasi.