Persaingan yang semakin ketat di sektor manufaktur menuntut efisiensi dalam setiap lini operasional, termasuk dalam manajemen pergudangan. Solo Technopark sebagai pusat pelatihan vokasi industri turut menghadapi tantangan dalam pengelolaan gudang cutting tools, di mana ditemukan berbagai permasalahan seperti ketidaksesuaian antara stok fisik dengan data pencatatan, waktu pencarian barang yang lama, serta kehilangan alat yang berulang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penerapan sistem warehouse management berjalan di gudang tersebut serta mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dihadapi, baik dari sisi teknis, sistem informasi, maupun sumber daya manusia. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui teknik observasi langsung selama masa magang, wawancara semi-terstruktur dengan staf yang terlibat dalam aktivitas gudang, serta dokumentasi terhadap kegiatan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran alat. Peneliti juga menggunakan data kehilangan barang serta spreadsheet pengelolaan stok sebagai acuan dalam menganalisis efektivitas sistem yang telah diterapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun STP telah menerapkan sistem pencatatan berbasis spreadsheet, namun pengelolaannya belum optimal. Ditemukan adanya selisih stok yang signifikan, proses pencarian alat yang tidak efisien akibat layout gudang yang kurang strategis, serta minimnya pengawasan terhadap penggunaan dan pencatatan alat. Permasalahan tersebut diperparah dengan keterbatasan sumber daya manusia serta belum adanya integrasi sistem informasi yang mendukung visibilitas data secara real-time. Dari hasil pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan warehouse management di Solo Technopark masih bersifat parsial dan memerlukan perbaikan secara menyeluruh. Peneliti menyarankan agar dilakukan digitalisasi sistem manajemen gudang dengan penerapan software WMS yang terintegrasi, pelatihan SDM secara rutin, serta perbaikan layout gudang untuk mendukung efisiensi kerja. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas operasional gudang serta meminimalkan risiko kehilangan barang di masa mendatang