Widiyati Nur Hasanah, K4221076. Rahmat S.S., M.A., KELISANAN LAN PERSEPSI MASARAKAT SAJRONING NYEKAR EYANG UMBUL ING DESA KARANGKIDUL SARTA GEGAYUTANE MINANGKA MATERI AJAR BASA JAWA ING SMP. Skripsi.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Juli 2025.

Penelitian ini mengkaji kelisanan dan persepsi masyarakat dalam tradisi nyekar Eyang Umbul di Desa Karangkidul, Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, serta relevansinya sebagai materi ajar Bahasa Jawa di tingkat SMP. Latar belakang penelitian ini berangkat dari pentingnya pelestarian tradisi lisan sebagai bagian dari warisan budaya lokal yang sarat nilai spiritual, sosial, dan edukatif. Di tengah arus modernisasi dan globalisasi, praktik budaya seperti nyekar berisiko mengalami pergeseran makna atau bahkan dilupakan generasi muda. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan strategis untuk mempertahankan

keberlangsungan nilai-nilai budaya lokal melalui jalur pendidikan, salah satunya dengan mengintegrasikan tradisi ke dalam materi ajar. Penelitian ini bertujuan untuk: mendeskripsikan bentuk kelisanan yang terdapat dalam tradisi nyekar Eyang Umbul; memahami persepsi masyarakat terhadap praktik tradisi tersebut; dan menjelaskan relevansi tradisi nyekar sebagai materi ajar teks deskriptif upacara adat dalam Kurikulum Merdeka pada fase D kelas IX SMP. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi nyekar Eyang Umbul memuat berbagai unsur kelisanan seperti legenda asal-usul Eyang Umbul, cerita rakyat, doa-doa ritual, dan penggunaan simbol-simbol budaya khas Jawa. Kelisanan tersebut diwariskan secara turun-temurun melalui praktik dan tuturan kolektif masyarakat setempat. Persepsi masyarakat terhadap tradisi ini secara umum positif; masyarakat meyakini bahwa nyekar membawa keberkahan, keselamatan, mempererat solidaritas sosial, dan menjadi bentuk penghormatan terhadap leluhur. Selain itu, ditemukan bahwa tradisi ini dilaksanakan dalam berbagai konteks, seperti malam Jumat, saat memiliki hajat, tradisi manten, sedekah bumi, dan nazar. Temuan ini menunjukkan bahwa tradisi nyekar Eyang Umbul sangat relevan dijadikan sebagai materi ajar dalam pembelajaran Bahasa Jawa, khususnya pada elemen membaca teks deskriptif dalam Kurikulum Merdeka. Tradisi ini dapat digunakan untuk mencapai capaian pembelajaran berupa kemampuan memahami informasi, gagasan, pandangan, serta pesan dari teks yang berakar pada konteks sosial budaya lokal. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi nyata dalam pelestarian budaya lokal sekaligus inovasi dalam pengembangan bahan ajar yang kontekstual, edukatif, dan bermuatan kearifan lokal.