Sektor pertanian memegang peranan strategis dalam perekonomian Indonesia, dengan alpukat menjadi salah satu komoditas yang semakin populer dan memiliki potensi besar, menjadikan Indonesia sebagai produsen alpukat terbesar kedua di dunia. Produksi alpukat di Provinsi Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Boyolali, menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, terjadi fenomena peralihan komoditas dari cengkeh ke alpukat, yang dipicu oleh berbagai faktor seperti serangan hama pada cengkeh dan potensi keuntungan alpukat.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara deskriptif faktor-faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan dan proses pengambilan keputusan petani cengkeh yang beralih menjadi petani alpukat di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif, mengaplikasikan analisis regresi linear berganda menggunakan IBM SPSS Statistics 25. Pengumpulan data dilakukan melalui survei kuesioner kepada 65 responden petani alpukat yang sebelumnya merupakan petani cengkeh di Kelompok Darmo Tani (Desa Pagerjurang) dan Kelompok Barokah IV (Desa Ringinlarik), Kecamatan Musuk, dengan teknik sampel jenuh (total sampling).Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas petani responden memiliki pendapatan sangat tinggi dari budidaya alpukat (≥ Rp 100.000.000/Ha) meskipun sebagian besar memiliki luas lahan sempit (0,25 – 0,5 Ha). Intensitas serangan hama pada alpukat mayoritas berada pada kategori ringan, dengan lalat buah dan kutu daun sebagai hama utama. Sebagian besar responden memiliki jumlah tanggungan keluarga sedikit (2 orang), pengalaman budidaya alpukat yang tergolong rendah (2,5 – 5 tahun), dan persepsi lingkungan sosial yang rendah dalam memengaruhi keputusan. Namun, jumlah produksi alpukat yang tergolong kedalam kategori tinggi (30.000 – 40.000 kg/tahun). Proses pengambilan keputusan petani dalam beralih komoditas menunjukkan tahap pengenalan dan persuasi berada pada kategori sedang hingga tinggi, didukung oleh informasi dari pengalaman pribadi, keberhasilan petani lain, penyuluhan, dan media elektronik. Penelitian ini mengidentifikasi bahwa pendapatan, luas lahan, serangan hama, dan lingkungan sosial merupakan variabel-variabel yang memengaruhi keputusan peralihan komoditas ini.