×
Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) hadir sebagai intervensi pemerintah
untuk melindungi petani padi dari risiko gagal panen akibat banjir, kekeringan, dan
serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), mengingat Indonesia memiliki
sekitar 25,9 juta petani padi yang mengelola 15,8 juta hektare sawah (Sensus
Pertanian 2023; BPS 2023). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko
klaim AUTP di PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) Cabang Surakarta periode
2022–2024 menggunakan formulasi Ozgurel, serta mengidentifikasi dampak
finansial dan spasial dari pola klaim tersebut.
Metode yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan teknik
pengumpulan data wawacara terstruktur, observasi tidak langsung, dokumentasi,
dengan teknik analisis data menggunakan formulasi Ozgurel berbasis data sekunder
klaim, premi, dan kerugian yang disetujui, diolah dengan rumus risk premium.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis risiko klaim AUTP di Jasindo
Surakarta periode 2022–2024 dengan formulasi Ozgurel menghasilkan nilai risk
premium yang identik dengan metode konvensional, yakni Rp2.173.766,91 pada
2022, Rp1.223.089,98 pada 2023, dan Rp1.366.378,74 pada 2024 dengan total
Rp4.763.235,63. Pergeseran penyebab klaim terlihat dari dominasi serangan
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada 2022 menuju risiko iklim terutama
kekeringan pada 2023–2024. Jumlah klaim menurun signifikan dari 220 kasus
menjadi 82 kasus, dipengaruhi penerapan tanam serempak meskipun risiko bencana
alam seperti kekeringan semakin menonjol. Dari sisi finansial, penurunan klaim
mengurangi beban cadangan risiko Jasindo, namun penyusutan jumlah polis dari
1.922 menjadi 903 mempersempit basis risiko. Keberlanjutan program masih
dipengaruhi keterbatasan anggaran dan rendahnya literasi petani, sehingga Jasindo
memperkuat sosialisasi, edukasi, serta kerja sama kelembagaan untuk menjaga
efektivitas perlindungan asuransi pertanian.