Perubahan iklim yang terjadi secara global telah memicu berbagai fenomena   cuaca ekstrem, salah satunya adalah kekeringan. Kondisi ini terjadi akibat   perubahan pola curah hujan dan peningkatan suhu bumi yang berdampak signifikan   terhadap sektor pertanian, lingkungan, dan kehidupan masyarakat. Kecamatan   Plaosan pada tahun 2019 telah mengalami kekeringan menurut data dari Balai Besar   Wilayah Sungai Bengawan Solo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai   indeks kekeringan di Kecamatan Plaosan dan faktor penentu untuk menentukan   upaya mitigasinya. Perhitungan Indeks Kekeringan menggunakan Metode Effective   Drought Index (EDI), yang dikembangkan oleh Byun dan Wilhite (1999) untuk   mengidentifikasi serta memonitor kekeringan meteorologis berdasarkan lokasi dan   durasi tertentu. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2024 sampai Mei 2025.   Penelitian menggunakan metode survei deskriptif eksploratif dengan pendekatan   survei lapangan serta didukung oleh hasil analisis laboratorium fisika tanah.   Pengambilan sampel tanah dilakukan menggunakan metode purposive sampling   dengan menentukan Satuan Peta Lahan (SPL) yang dihasilkan dari overlay peta   tematik, terdapat 12 SPL dan setiap SPL dilakukan tiga kali ulangan, sehingga   terdapat 36 titik sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai indeks   kekeringan tergolong mendekati normal pada delapan SPL dan tergolong amat   sangat basah pada empat SPL. Faktor penentu yang memengaruhi indeks   kekeringan yaitu porositas tanah. Upaya mitigasi yang dapat dilakukan adalah   pemanfaatan bahan organik sebagai mulsa organik dan penanaman tanaman   penutup tanah.