Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS), bila dikombinasikan dengan pendekatan STEM (Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Matematika), tujuannya untuk mengetahui pengaruh keterampilan berpikir kritis di kalangan siswa sekolah menengah pertama. Dengan menggunakan metode kuasi-eksperimental dengan desain kelompok kontrol non-ekuivalen, penelitian ini melibatkan 56 siswa kelas tujuh dari SMP Negeri 24 Surakarta, yang dibagi rata menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen terlibat dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan kerangka kerja SSCS berbasis pendekatan STEM, sementara kelas kontrol mengikuti model pembelajaran konvensional yang biasa digunakan oleh guru, yaitu discovery learning. Untuk mengevaluasi keterampilan berpikir kritis siswa, prettest dan posttes diberikan menggunakan pertanyaan esai yang selaras dengan enam indikator berpikir kritis milik Facione: interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, penjelasan, dan pengaturan diri. Berdasarkan observasi penelitian yang telah dilakukan diperoleh presentase keterlaksanaan sintaks pada kelas kontrol 90% dan kelas eksperimen 87,5%. Presentase tersebut menunjukkan bahwa penelitian kelas eksperimen dan kelas kontrol berlangsung dengan lancar. Setelah itu dilakukanlah uji ANCOVA pada hasil nilai pretest dan posttest, terdapat perbedaan signifikan antara skor posttest kedua kelompok (p < 0,05), dengan kelompok eksperimen mencapai skor rata-rata yang lebih tinggi, yaitu 86,32, dibandingkan dengan 65,14 pada kelompok kontrol. Dan juga hasil uji Partial Eta Square diperoleh hasil presentase sebesar 59,1% yaitu lebih besar dari 50% sehingga variansi dalam hasil tes siswa dianggap kuat. Temuan ini menunjukkan bahwa penerapan model SSCS dengan pendekatan STEM dapat meningkatkan keterlibatan siswa secara signifikan dalam pembelajaran, sekaligus memperkuat hubungan antara konten sekolah dan pemecahan masalah di dunia nyata. Dengan demikian, model pembelajaran ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan keterampilan abad ke-21, terutama dalam konteks pendidikan sains di jenjang sekolah menengah pertama. Kata Kunci: SSCS, pendekatan STEM, keterampilan berpikir kritis.