Peserta program magang asal Indonesia yang mengikuti program Ginou Jisshu di Jepang menghadapi tantangan komunikasi dan budaya yang kompleks selama proses adaptasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi akomodasi komunikasi yang digunakan para peserta dalam menyesuaikan diri di lingkungan baru, khususnya di Kota Matsumoto, Prefektur Nagano, Jepang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus. Teori utama yang digunakan adalah Communication Accommodation Theory oleh Howard Giles et al., serta teori culture shock oleh Kalervo Oberg sebagai pendukung analisis konteks adaptasi. Data diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi non-partisipan terhadap tiga informan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria tertentu seperti durasi magang, lokasi kerja, dan tempat tinggal, serta dibantu dengan teknik snowball sampling. Wawancara dilakukan secara daring melalui platform Zoom. Data tambahan diperoleh melalui studi dokumen dan studi pustaka, kemudian dianalisis menggunakan model analisis interaktif Miles, Huberman, dan Saldana yang mencakup kondensasi data, penyajian data, serta penarikan dan verifikasi kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi akomodasi komunikasi yang paling dominan adalah strategi konvergensi, terutama dalam interaksi dengan atasan, pegawai perusahaan, rekan kerja, dan masyarakat lokal Jepang, yang dilakukan melalui penyesuaian bahasa, penggunaan komunikasi nonverbal, serta adaptasi terhadap norma dan budaya lokal. Sementara itu, strategi divergensi juga ditemukan dalam konteks tertentu, khususnya dalam penggunaan bahasa Indonesia atau bahasa daerah saat berbicara dengan sesama orang Indonesia yang berbeda etnis maupun di hadapan orang Jepang, sebagai bentuk kenyamanan komunikasi dan ekspresi identitas budaya. Penelitian ini tidak menemukan adanya bentuk akomodasi berlebihan (overaccommodation). Temuan ini memberikan gambaran mengenai pola komunikasi antarbudaya dalam konteks magang internasional dan dapat menjadi referensi bagi lembaga pengirim magang maupun penelitian lanjutan dalam bidang komunikasi lintas budaya.