Kemajuan industri tekstil Indonesia mendorong inovasi dalam teknik tradisional seperti jumputan, namun tantangan muncul dalam menjangkau generasi muda, terutama Gen Z, yang kurang tertarik terhadap produk kriya tradisional. Sementara itu, fenomena Korean Wave (Hallyu), khususnya hanbok modern, sangat diminati anak muda di Indonesia. Perancangan ini bertujuan menggabungkan teknik jumputan dengan pewarna alami dari kayu tegeran dan indigofera ke dalam bentuk hanbok modern, sebagai strategi untuk memperkenalkan kembali kain tradisional dengan pendekatan yang lebih relevan dan estetis bagi generasi muda. Metode perancangan yang digunakan mengacu pada pendekatan Bram Palgunadi, melalui tiga tahap utama: eksplorasi, ekstraksi, dan terminasi. Proses ini dilengkapi dengan observasi lapangan, wawancara, studi pustaka, serta uji coba teknik dan visual di UMKM Lemospires Yogyakarta dan Susi Shibori Bogor. Hasil perancangan menunjukkan bahwa perpaduan teknik jumputan dengan pewarna alami dalam bentuk hanbok modern menghasilkan produk yang memiliki nilai estetika, fungsional, serta mendukung prinsip keberlanjutan. hanbok jumputan ini mampu menjadi media edukatif dan inovatif untuk memperkenalkan kriya Indonesia melalui euforia dunia K-POP yang relevan dengan era global saat ini. Temuan penting dari perancangan ini adalah bahwa kombinasi antara unsur lokal dan tren global dapat menciptakan produk yang menarik secara visual, relevan secara budaya, dan memiliki daya jual tinggi di kalangan anak muda pecinta budaya Korea. Selain itu, teknik pewarna alami terbukti memberikan hasil warna yang stabil dan ramah lingkungan.
