Penelitian ini mempunyai tujuan menguji pengaruh empowering leadership terhadap extra-role service pada karyawan hotel di Surakarta dan Karanganyar, dengan mempertimbangkan psychological empowerment dan work engagement sebagai variabel mediasi, serta cultural orientation (power distance orientation dan collectivist orientation) sebagai variabel moderasi. Persaingan ketat di industri perhotelan menuntut pemberian layanan yang melebihi tanggung jawab formal karyawan, sehingga extra-role service menjadi elemen penting untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Penelitian ini memanfaatkan pendekatan kuantitatif melalui survei kuesioner yang melibatkan 200 responden karyawan hotel nonmanajerial. Analisis data dilakukan dengan metode Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM). hasil penelitian mengungkapkan bahwa empoweringleadership berpengaruh positif secara langsung terhadap extra-role service, namun tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap psychological empowerment maupun work engagement. Selanjutnya, psychological empowerment terbukti memengaruhi work engagement dengan positif signifikan, dan work engagement memengaruhi extra-role service dengan positif. Faktor budaya (power distance orientation dan collectivist orientation) tidak terbukti memoderasi hubungan antara empowering leadership dan psychological empowerment. Penelitian ini menekankan pentingnya psychological empowerment dan work engagement dalam mendorong perilaku extra-role service, serta menunjukkan bahwa faktor budaya memiliki peran terbatas pada konteks perhotelan di wilayah penelitian. Temuan ini memberikan implikasi praktis bagi manajemen hotel untuk mengembangkan gaya kepemimpinan yang memberdayakan dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung keterlibatan karyawan guna meningkatkan kualitas layanan.