Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) menjadi salah satu upaya strategis dalam meningkatkan kontribusi kawasan hutan terhadap perekonomian sosial. Salah satu HHBK yang potensial adalah madu klanceng (Trigona sp.) yang saat ini  mulai dibudidayakan oleh usaha mikro seperti UMKM Omah Ra&Fi di Kabupaten Jepara. Namun, usaha ini  masih menghadapi sejumlah kendala diantaranya keterbatasan dalam pemasaran, kapasitas produksi, pencatatan keuangan, serta pemanfaatan teknologi digital. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi usaha dan merumuskan strategi pengembangannya menggunakan metode pendekatan Business Model  Canvas dan Analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha Omah Ra&Fi memiliki keunggulan dalam kualitas produk, legalitas usaha, dan kesadaran akan pentingnya edukasi konsumen. Meskipun demikian, tantangan seperti pemasaran yang belum optimal dan rendahnya kesadaran masyarakat akan produk alami masih menjadi hambatan. Posisi usaha berada pada kuadran I SWOT yang mencerminkan kondisi progresif dan potensial untuk dikembangkan. Oleh karena itu, strategi yang dapat diterapkan mencakup pengembangan pasar melalui kemitraan, peningkatan volume produksi, edukasi berbasis konservasi dan kesehatan, serta penguatan digitalisasi usaha. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan keberlanjutan usaha madu klanceng di masa depan.