Pendidikan inklusif memastikan kebijakan mengakomodasi kebutuhan ABK dengan memberikan akses pendidikan setara dan nondiskriminatif. Hal ini juga menilai efektivitas kebijakan pendidikan inklusif pemerintah daerah dalam menyediakan akses pendidikan setara bagi ABK di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) keterlaksanaan prinsip Pendidikan inklusi di SDN 1 Purwosari kecamatan Wonogiri, 2) keterlaksanaan integrasi antara prinsip dan komponen penyelenggaraan Pendidikan inklusi di SDN 1 Purwosari kecamatan Wonogiri, dan 3) kendala dan Solusi pelaksanaan Pendidikan inklusi di SDN 1 Purwosari kecamatan Wonogiri.Subjek penelitian adalah kepala sekolah, guru, dan peserta didik SD Negeri 1 Purwosari kecamatan Wonogiri yang sudah menerapkan Pendidikan inklusi dari tahun 2011. Jenis penelitian ini adalah diskriptif kualitatif. Teknik Pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Validasi data menggunakan triangulasi sumber dengan cara membandingkan data wawancara dengan data dokumen dan hasil observasi.  Analisis dokumen dengan analisis interajktif Miles & Huberman, yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu:  reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau penarikan kesimpulan.  Hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1) Keterlaksanaan prinsip pendidikan inklusif di SDN 1 Purwosari memberikan kesempatan yang sama bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) melalui pengajaran yang fleksibel, dukungan guru pendamping, serta interaksi sosial yang positif antara ABK dan peserta didik reguler; 2) Keterlaksanaan integrasi antara prinsip dan komponen penyelenggaraan pendidikan inklusi di SDN 1 Purwosari Kecamatan Wonogiri terlihat dari penerapan model pembelajaran visual yang disesuaikan untuk peserta didik ABK dan reguler, serta penggunaan asesmen formatif yang didukung oleh komunikasi intens antara guru, orang tua, dan guru pendamping.; 3) Kendala pelaksanaan Pendidikan Inklusi di SDN 1 Purwosari meliputi keterbatasan fasilitas, keterbatasan pelatihan guru, serta tantangan sosial di lingkungan sekolah, yang dapat diatasi melalui perencanaan anggaran yang lebih tepat sasaran, penyelenggaraan pelatihan khusus bagi guru, serta peningkatan pemahaman inklusi melalui kegiatan edukatif yang melibatkan siswa, orang tua, dan guru. Simpulan, pelaksanaan Pendidikan Inklusi di SDN 1 Purwosari berjalan baik meskipun terkendala fasilitas, pelatihan guru, dan stigma sosial. Implikasi dari penelitian ini adalah terpahaminya prinsip keterlaksanaan penyelenggaraan Pendidikan inklusi, yakni: pemerataan dan peningkatan mutu, keberagaman, kebermaknaan, keberlanjutan, dan keterlibatan, dapat menumbuhkan sikap inklusi keseharian atau bersosialisasi dengan masyarakat.