ABSTRAK Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi  pasar kedelai terbesar di  Asia. Tempe memiliki efek  antioksidan, antibakteri,  antikanker, antihaemolitik, antialergi, dan antiinfeksi, selain itu serat dalam tempe  berperan dalam menurunkan kolesterol darah. Tempe digolongkan sebagai pangan  fungsional dan direkomendasikan sebagai  food for the future  karena kandungan  antioksidannya.   Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi  terhadap kadar serat kasar dan aktivitas antioksidan tempe beberapa varietas  kedelai (Glycine  sp.) serta memilih tempe yang memiliki kadar serat kasar dan  aktivitas antioksidan tertinggi.  Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini  adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari dua faktor  dan diulang sebanyak dua kali. Faktor pertama yaitu lama fermentasi (30 jam, 42  jam, dan 54 jam) sedangkan faktor kedua yaitu varietas kedelai (Sibayak, Wilis,  Tanggamus, Kaba, Ijen, Hitam).  Beberapa varietas kedelai tersebut  diolah  menjadi tempe melalui beberapa perlakuan lama fermentasi, setelah itu dianalisis  kadar serat kasar dan aktivitas antioksidannya. Data yang diperoleh dari pengujian  dianalisis statistik menggunakan ANOVA dan jika ada perbedaan antar perlakuan  maka dilanjutkan dengan analisis Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada α =  5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  lama fermentasi berpengaruh terhadap  kadar serat kasar dan aktivitas antioksidan tempe beberapa varietas kedelai.  Semakin lama waktu fermentasi semakin tinggi  kadar serat kasar dan aktivitas  antioksidan tempe beberapa varietas kedelai.  Tempe  kedelai  Ijen  dan tempe  kedelai  Kaba  dengan perlakuan lama fermentasi 54 jam  memiliki kadar serat  kasar tertinggi yaitu sebesar 20,02% dan 19,79%, sedangkan tempe kedelai Hitam  dengan perlakuan lama fermentasi 42 jam memiliki aktivitas antioksidan tertinggi  yaitu sebesar 67,40%.