Kritik sosial dalam kumpulan puisi aku ingin jadi peluru karya wiji thukul (kajian resepsi sastra)
Penulis Utama
:
Hantisa Oksinata
NIM / NIP
:
K1206022
×ABSTRAK
Tujuan penelitan ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) unsur batin dan
kritik sosial yang terdapat dalam puisi Aku Ingin Jadi Peluru karya Wiji Thukul,
dan (2) resepsi pembaca dalam puisi Aku Ingin Jadi Peluru.
Penelitian ini, merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode analisis
isi (content analysis). Penelitian ini mendeskripsikan, menganalisis, menafsirkan
data. Metode analisis isi, yaitu dengan menggunakan pendekatan resepsi sastra.
Pendekatan resepsi sastra digunakan untuk mengetahui bagaimana tanggapan
pembaca mengenai antologi puisi Aku Ingin Jadi Peluru karya Wiji Thukul.
Teknik pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling. Dengan
demikian, dari 141 puisi yang terdapat dalam kumpulan puisi Aku Ingin Jadi
Peluru karya Wiji Thukul diambil 11 puisi yang mewakili tema kritik sosial.
Untuk mendapatkan keabsahan data penelitian ini digunakan triangulasi teori.
Setelah dilakukan analisis data diperoleh simpulan Kesatu kumpulan puisi Aku
Ingin Jadi Peluru karya Wiji Thukul secara umum memuat a) tema tentang
kondisi keseharian masyarakat kecil yang berada di lingkungan kelas bawah, yang
selalu menderita dan tertindas; b)perasaan yang dialami penyair secara umum
adalah perasaan marah, sedih dan melawan. Karena penyair yang juga rakyat kecil
dan lingkungannya yang berstatus sosial rendah selalu merasa tidak diinginkan
kehadirannya oleh penguasa; c) nada dan suasana dalam puisi-puisi tersebut
secara umum bernada melawan atau memberontak terhadap penguasa pada waktu
itu, d) amanat secara umum yang terdapat dalam puisi-puisi tersebut adalah kita
sebagai rakyat kecil, janganlah pernah menyerah terhadap keadaan, apapun itu
kita harus memperjuangkannya. Sesama makhluk hidup, kita harus tolongmenolong.
Kedua, kritik sosial yang termuat dalam antologi Aku Ingin Jadi
Peluru karya Wiji Thukul meliputi: a) kritik terhadap kesewenang-wenangan
pemerintah, b) kritik terhadap penderitaan kaum miskin, c) kritik terhadap
perlawanan kaum miskin, d) kritik terhadap perlindungan hak buruh, e)kritik
terhadap fakta atau kenyataan sosial yang dialami masyarakat. Ketiga, resepsi
pembaca dalam antologi Aku Ingin Jadi Peluru karya Wiji Thukul, meliputi: 1)
pembaca biasa, 2) pembaca ideal, 3) pembaca eksplisit. Dari ketiga kategori
pembaca tersebut, dapat disimpulkan a) penyair Wiji Thukul menulis puisi
berdasar pada cerita kehidupan sehari-hari yang dialami sendiri, b) penyair Wiji
Thukul berasal dari masyarakat kelas bawah, c) Wiji Thukul adalah sosok penyair
yang pemberani, ia berani menyuarakan apa yang menjadi penderitaannya, selama
penguasa bersikap sewenang-wenang terhadap kaum miskin, d) Kumpulan puisi
Aku Ingin Jadi Peluru dipakai dalam aksi-aksi buruh dan demonstrasi mahasiswa,
itu adalah di luar dugaan penyair.
×
Penulis Utama
:
Hantisa Oksinata
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
K1206022
Tahun
:
2010
Judul
:
Kritik sosial dalam kumpulan puisi aku ingin jadi peluru karya wiji thukul (kajian resepsi sastra)
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - FKIP - 2010
Program Studi
:
S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah
Kolasi
:
Sumber
:
UNS-FKIP Jur.Pendidikan Bahasa dan Seni-K.1206022-2010