Penulis Utama : Wahyu Triastuti
NIM / NIP : D1207644
× ABSTRAK Maraknya acara infotainment mengundang pro dan kontra baik dikalangan masyarakat maupun di kalangan jurnalis. Content acara infotainment di nilai terlalu melanggar privasi narasumber yang diberitakan. Sejauh ini isi tayangan infotainment lebih banyak menyampaikan informasi tentang isu-isu perselingkuhan selebritis, perceraian, perebutan anak, perselisihan, narkoba dan lain-lain. Kalangan jurnalis mempertanyakan apakah infotainment termasuk karya jurnalistik. Mengingat upaya untuk mendapatkan informasi mengenai infotainment ini dilakukan oleh para pekerjanya (wartawan infotainment) tidak jarang telah melanggar etika jurnalistik. Sedangkan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa isi tayangan infotainment yang berbau ghibah atau gosip hukumnya adalah haram. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana infotainment menyajikan persoalan privasi dan prinsip jurnalistik dilihat dari Standar Program Siaran yang merupakan peraturan hukum yang dikeluarkan oleh KPI Penelitian ini menggunakan metode analisis semiologi komunikasi yang merupakan ilmu untuk menafsirkan tanda-tanda. Siaran televisi adalah berbentuk tanda-tanda baik tanda verbal maupun tanda non verbal. Tanda-tanda tersebut dipahami secara fundamental dalam kaitannya dengan Standar Program Siaran dan sengaja dikontruksikan dengan khalayak Pesan-pesan dalam siaran infotainment menjadi obyek studi semiologi komunikasi dalam penelitian ini, dengan membaca sistem tanda yang terdapat dalam tayangan infotainment. Teknik analisis dalam penelitian ini mengacu pada 9 formula pemaknaan yang dikemukakan oleh Andrik Purwasito. Data atau korpus dalam penelitian ini adalah program acara infotainment pada sembilan stasiun televisi swasta periode bulan Maret-Mei 2009. Setiap stasiun televisi diambil satu program acara infotainment. Terdiri dari 15 korpus, yang dianalisis dengan 2 kategori, yaitu privasi dan prinsip jurnalistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa isi siaran infotainment pada 9 stasiun televisi swasta di Indonesia tidak sesuai dengan Standar Program Siaran terutama yang berkaitan dengan prinsip jurnalistik dan privasi. Tayangan infotainment dalam penyajiannya cenderung melakukan opinisasi sistemik yaitu praktek pembentukan opini yang diproduksi secara sadar, tendensius dan berpretensi yang secara langsung dibacakan oleh presenter ataupun narator melalui berbagai narasi, infotainment juga cenderung melakukan tindak penghakiman (trial by the press), tidak netral, dan membentuk opini negatif terhadap narasumber yang diberitakan. ABSTRACT The rise of infotainment event invites both pros and cons among the public and among journalists. Content on the value of infotainment show too violate the privacy of interviewees reported. So far the content of infotainment shows more information about issues of celebrity infidelity, divorce, child struggles, strife, drugs and others. Among the journalists questioned whether infotainment including journalistic work. Given the efforts to obtain information on this infotainment done by the workers (journalists infotainment) do not often have violated journalistic ethics. Meanwhile, the Indonesian Ulema Council (MUI) issued a fatwa stating that the contents of infotainment shows that smelled ghibah or legal gossip is haraam. The purpose of this study to determine how privacy issues provides infotainment and principles of journalistic views of Standard Broadcast Program which is the legal regulations issued by the KPI. This study uses an analysis method which is semiologi communication science to interpret the signs. Broadcast television is a form of good signs, signs non-verbal and verbal. These signs are fundamentally understood in relation to the Standard Program and intentionally Press has been contructed with audience. The messages in the broadcast infotainment became the object study in communication semiologi of this research, by reading the sign system contained in the infotainment show. Analysis techniques in this study refers to the meaning of 9 formula proposed by Andrik Purwasito. Data or the corpus of this research is infotainment programs in nine private television stations in the period March-May 2009. Every television station captured one infotainment program. Consists of 15 corpus, which were analyzed by 2 categories, namely privacy and journalistic principles. The results of this study indicate that the content of infotainment broadcast on private television station 9 in Indonesia is not in accordance with the standards relating Press Program journalists principles and privacy. In the presentation infotainment impressions tend to make the practice of systemic opinisasi opinion formation produced consciously, tendentious and pretentious that directly read by the presenter or narrator through various narratives, infotainment also tend to follow judgments (trial by the press), not neutral, and forming negative opinion of the interviewees reported.
×
Penulis Utama : Wahyu Triastuti
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : D1207644
Tahun : 2010
Judul : Polemik dalam siaran infotainment pada stasiun televisi swasta di Indonesia (studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program acara infotainment berkaitan dengan persoalan privasi dan prinsip jurnalistik pada standar program siaran dengan mengg
Edisi :
Imprint : Surakarta - FISIP - 2010
Program Studi : S-1 Ilmu Komunikasi Non Reguler
Kolasi :
Sumber : UNS-FISIP Jur. Ilmu Komunikasi-D.1207644-2010
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Andrik Purwasito, DEA
2. Drs. Alexius Ibnu Muridjal.M.Si
Penguji :
Catatan Umum : 1707/2010
Fakultas : Fak. ISIP
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.