Perbandingan efek penambahan carbon aktif dari arang tempurung kelapa dengan arang kayu Lamtoro dalam ransum konsentrat tinggi terhadap ph dan vfa cairan rumen serta kecernaan ransum domba lokal jantan
Penulis Utama
:
Sri Muladi
NIM / NIP
:
H0505062
×RINGKASAN
Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan dan produkivitas domba adalah pakan. Secara alami pakan domba adalah hijauan dan konsentrat. Konsentrat merupakan pakan dengan kandungan serat kasar yang lebih rendah dari pada hijauan dan mudah dicerna. Ransum dengan persentase konsentrat lebih tinggi dari hijauan dapat mempercepat pertumbuhan domba. Namun ransum semacam ini mempunyai beberapa kelemahan, salah satunya adalah akan menyebabkan penurunan pH cairan rumen. Penurunan pH cairan rumen dapat menyebabkan terganggunya aktivitas mikrobia rumen dan terjadinya acidosis. Untuk mencegah terjadinya acidosis perlu diberikan feed additif yang dapat berperan sebagai buffer. Salah satu feed additif yang dapat berperan sebagai buffer adalah Arang. Arang digunakan sebagai buffer karena mengandung carbon aktif yang mampu mengikat ion hidrogen, sehingga dapat menetralkan pH rumen yang turun.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbandingan pengaruh penambahan carbon aktif dari arang tempurung kelapa (ATK) dengan arang kayu lamtoro (AKL) dalam ransum konsentrat tinggi terhadap pH dan VFA cairan rumen serta kecernaan ransum domba lokal jantan. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai tanggal 6 Juli sampai 27 September 2009, di kandang percobaan Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang berlokasi di Desa Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar. Materi penelitian adalah 16 ekor domba lokal jantan dengan bobot badan rata-rata 13,55 ± 0.447 kg. Pakan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari rumput raja dan konsentrat dengan perbandingan 20 %: 80 %. Konsentrat yang terdiri dari jagung giling 28 %, bungkil kedelai 9 %, dedak 63 %. Perlakuan yang diujikan adalah pemberian arang tempurung kelapa (ATK) 0,6 % dan arang kayu lamtoro (AKL) 0,6 % dari total konsentrat.
Analisis yang digunakan dengan Uji t, dengan 2 macam perlakuan, masing-masing perlakuan terdiri dari 8 ulangan dan tiap ulangan menggunakan 1 ekor domba lokal jantan. Peubah yang diamati adalah konsumsi bahan kering, konsumsi bahan organik, derajat keasaman (pH), VFA cairan rumen, kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik. Data yang diperoleh dianalisis dengan Uji-t. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap konsumsi bahan kering, konsumsi bahan organik, kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, pH rumen dan VFA cairan rumen domba lokal jantan. Hasil penelitian menunjukkan untuk konsumsi bahan kering P1 yaitu 872,86 g/ekor/hari dan P2 yaitu 878,18 g/ekor/hari. Konsumsi bahan organik P1 yaitu 799,91 g/ekor/hari dan P2 yaitu 802,09 g/ekor/hari. Derajat keasaman (pH) rumen P1 yaitu 6,61 dan P2 yaitu 6,62. VFA cairan rumen P1 yaitu 29,07 mmol dan P2 yaitu 21,36 mmol. Kecernaan bahan kering P1 yaitu 60,68 % dan P2 yaitu 62,86 %. Kecernaan bahan organik P1 yaitu 67,02 % dan P2 yaitu 68,76 %.
Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah arang tempurung kelapa atau arang kayu lamtoro dapat digunakan sebagai buffer dalam ransum konsentrat tinggi untuk mencegah terjadinya acidosis.
Kata kunci : carbon aktif, arang tempurung kelapa, arang kayu lamtoro, konsumsi, kecernaan, pH dan VFA rumen.
SUMMARY
One of the factor that influence the development and productivity sheep is a feed. Naturally is the forage feed and concentrates. Concentrate feed with a crude fiber content is lower than the forage and easily digested. Rations with a higher percentage of concentrates from forage to accelerate the growth of sheep. However, these provisions have several weaknesses, one of them will cause a decreasing in pH of ruminal liquid. Decreasing ruminal liquid pH may cause disruption of activity and the occurrence ruminal microbial acidosis. To prevent the occurrence of acidosis should be given a feed additive that can act as a buffer. One of a feed additive that can act as a buffer is charcoal. Charcoal is used as a buffer because it contains active carbon which can bind hydrogen ion, which can neutralize the decreasing ruminal pH.
The purpose of this research is to determine additional comparison of the active carbon coconut shell charcoal with leucaena glauca charcoal in high concentrate ration for pH and VFA ruminal liquid and with ration digestibility of male local sheep. The research was conducted for 3 months starting on 6 July to 27 September 2009, at the minifarm of animal science Studies Program, Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University Surakarta, located in the village of Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar. Materials research are 16 male local sheep with average body weight of 13.55 ± 0.447 kg. The used feeds in this research consisted are king grass and concentrate with a ratio of 20%: 80%. Concentrate consisting of 28% milled corn, soybean 9%, 63% bran. The tested treatment by giving coconut shell charcoal and leucaena glauca charcoal 0.6% of the total concentrate.
The analysis used the t test with 2 kinds of treatments, each treatment consisted of 8 replications and each test use a male local sheep. Observed variables are the consumption of dry matters, consumption of organic matters, the degree of acidity (pH) and VFA rumen liquid, digestibility of dry matters and digestibility of organic matters. The data was obtained by analyzing t-test. The results of t test analysis showed that the treatment no give a different effect on consumption of dry matters, consumption of organic matters, digestibility of dry matters, digestibility of organic matters, pH and VFA ruminal liquid male local sheep. The result of the research showed that for the consumption of dry matters P1 is 872.86 g/head/day and P2 is 878.18 g/head/day. Consumption of organic matters P1 is 799.91 g/head/day and P2 is 802.09 g/head/day. The degree of acidity (pH) of ruminal P1 is 6.61 and P2 is 6.62. Ruminal liquid VFA P1 is 29.07 mmol and P2 is 21.36 mmol. Digestibility of dry matters P1 60.68% and P2 is 62.86%. Digestibility of organic matters P1 is 67.02% and P2 is 68.76%.
Conclusions can be drawn in this research is coconut shell charcoal or leucaena glauca charcoal that use as a buffer in high concentrate ration to prevent the occurrence of acidosis.
Key words : carbon active, coconut shell charcoal, leucaena glauca charcoal, consumption, digestibility, pH and VFA rumen.
×
Penulis Utama
:
Sri Muladi
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
H0505062
Tahun
:
2010
Judul
:
Perbandingan efek penambahan carbon aktif dari arang tempurung kelapa dengan arang kayu Lamtoro dalam ransum konsentrat tinggi terhadap ph dan vfa cairan rumen serta kecernaan ransum domba lokal jantan
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - F. Pertanian - 2010
Program Studi
:
S-1 Produksi Ternak
Kolasi
:
Sumber
:
UNS-F. Pertanian Jur. Peternakan-H.050506-2010
Kata Kunci
:
Jenis Dokumen
:
Skripsi
ISSN
:
ISBN
:
Link DOI / Jurnal
:
-
Status
:
Public
Pembimbing
:
1. Ir. Isti Astuti, MS 2. Ir. Susi Dwi Widyawati, MS
Penguji
:
Catatan Umum
:
97/2010
Fakultas
:
Fak. Pertanian
×
File
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.