Penulis Utama : Umi Tafrihatun
NIM / NIP : K8406048
×

ABSTRAK

 

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk menjelaskan otoritas dan kekuasaan modin, kiai, dan dukun dalam upacara Asrah Batin, (2) menjelaskan eksistensi upacara Asrah Batin dalam melanggengkan kekuasaan modin, kiai, dan dukun.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan strategi penelitian studi kasus komunitas sosial atau kemasyarakatan. Sumber data dalam penelitian ini berupa informan, peristiwa dan tempat, dan dokumen (arsip). Sumber data dari informan terdiri dari modin, kiai, dukun, dan masyarakat, baik yang masih aktif maupun yang tidak aktif dalam mengikuti ritual upacara. Peristiwa dan tempat berupa proses ritual upacara Asrah Batin yang dilaksanakan di rumah Kepala Desa Ngombak. Dokumen (arsip) yang berhubungan dengan upacara Asrah Batin dan berbagai hal yang berkaitan dengan objek penelitian ini. Teknik cuplikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive dan snowball. Teknik Pengumpulan data menggunakan wawancara, pengamatan langsung (observasi), dan analisis dokumen. Untuk mencari kevaliditasan data menggunakan trianggulasi sumber (data), teknik, dan waktu. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, pertama, mengenai kepemimpinan modin, kiai, dan dukun dalam upacara Asrah Batin menunjukkan (1) otoritas tradisional yang ditunjukkan oleh kesaktian dukun. Kedudukan dukun ini diperoleh secara turun-temurun, berdasarkan atas pancer wali atau pancer kakung, yaitu hanya keturunan anak perempuan dari saudara laki-laki, (2) otoritas kharismatik ditunjukkan oleh kepemimpinan kiai. Kepemimpinan kiai telah mendapatkan pengakuan langsung dari masyarakat karena pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh kiai sebagai orang yang ahli dalam bidang keagamaan, (3) otoritas rasional-legal ditunjukkan oleh kepemimpinan modin. Dasar otoritas rasional-legal ini ditunjukkan dengan dikeluarkannya SK dari pemerintah. Di bawah SK, segala kebijkan-kebijakan yang diambil oleh modin mendapatkan perlindungan di bawah payung hukum pemerintahan. Kedua, otoritas kepemimpinan modin, kiai, dan dukun dalam upacara Asrah Batin terus menghimbau kepada masyarakat agar upacara tersebut tetap dilaksanakan. Eksistensi upacara ini digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan status sosial di masyarakat.

 

 

 

 

 

_____________________________________________

Kata Kunci: Pola Kepemimpinan, Upacara Asrah Batin

 

ABSTRACT

 

            The objectives of the reseach are (1) to explain the authority and power of modin, kiai, and dukun in Asrah Batin ceremony, (2) to explain the preserve in Asrah Batin ceremony to make the modin, kiai, and soothsayer’s power more immortal.

            This reseach used qualitative method, with focus o n the a case study in social community or citizen. The resources of the data are an informen, places and locations, and documents other things that support this research. The resources of the data are from informen there are modin, kiai, soothsayer, and society, whose still active to join the ceremony or not. All the places and locations are the procces of rituals Asrah Batin, that held in house of village chief Ngombak. The documents used with the Asrah Batin ceremony and other things that support this research. The technique used in this reseach are purposive and snowball. The techniques of collecting the data are interviews, observations, and documents analysis. To look for data validity applies trianggulation of sources (data), techniques, and times. Data analysis techniques use an interactive analysis model.

            According to the result of the reseach, it concluded that, first, the leadership of modin, kiai, and soothsayer in this Asrah Bathin ceremony show that (1) traditional authority shown by soothsayer of power. The position of this soothsayer obtained by generationsly, by virtue of pancer wali or pancer kakung, that is o nly descendant of daughter from brother, (2) charismatic authority shown by leadership of kiai. The leadership of kiai has got confession directly by the society, because understanding and knowledge owned by kiai as o ne who expert in religious more than the other, (3) rational-legal authority in this Asrah Batin ceremony is showed by the leadership of modin. The base of rational-legal authority can be seen by SK from goverment. In this SK (decision letter), all the policy that the modin took get the protecting from the goverment laws. Second, authorities of the leadership of modin, kiai, and soothsayer persuade the society to keep o n this ceremony. Existence of Asrah Batin ceremony used for a way to get social status in society.

­______________________________________

Keyword: Leadership, Asrah Batin Ceremony

×
Penulis Utama : Umi Tafrihatun
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : K8406048
Tahun : 2010
Judul : Pola kepemimpinan dalam upacara asrah batin
Edisi :
Imprint : Surakarta - FKIP - 2010
Program Studi : S-1 Pendidikan Sosiologi Antropologi
Kolasi :
Sumber : UNS-FKIP Jur. Sosiologi Antropologi-K.8406048-2010
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Drs. H. MH. Sukarno, M.Pd
2. Atik Catur Budiati, S. Sos, M. A
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. KIP
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.