Penulis Utama : Tri Partono
NIM / NIP : C0505003
× ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian sejarah, yang mendiskripsikan serta menganalisis perkembangan arsitektur di Semarang yang dipengaruhi oleh kebudayaan Indis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang, (1) Gambaran gaya hidup masyarakat pendukung kebudayaan Indis di Semarang tahun 1900-1950, (2) Untuk mengetahui perkembangan bentuk dan struktur arsitektur Indis di Semarang tahun 1900-1950, (3) Untuk mengetahui perkembangan arsitektur Indis dan perencanaan tata ruang kota di Semarang. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian historis ini meliputi heuristik, kritik sumber baik intern maupun ekstern, interpretasi, dan historiografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen dan studi kepustakaan. Teknik analisa dan deskriptif artinya memaparkan suatu fenomena beserta ciri-cirinya secara khusus yang terdapat dalam fenomena itu, dan analisis adalah suatu usaha untuk menganalisa dan menginterpretasikan data-data yang berhubungan dengan topik permasalahan, dengan begitu penelitian ini tidak hanya mempermasalahkan apa, dimana, kapan, tetapi juga mempermasalahkan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi. Arsitektur Indis merupakan pencerminan dari pola dan gaya hidup yang dianut oleh sebagian kecil penghuni Nusantara pada masa kolonial. Gaya hidup Indis mengalami masa kejayaannya hingga awal abad 20. Pendukung dari kebudayaan Indis bukan hanya orang Belanda saja, tetapi golongan elit pribumi juga telah masuk dalam lingkaran budaya Indis. Gaya dalam arsitektur Indis yang memadukan antara gaya bangunan Eropa dengan gaya bangunan tradisional dan dipadukan dengan ornamen-ornamen yang indah, merupakan sebuah prestise serta menunjukkan status sosial pemilik rumah. Selain itu, struktur bangunan Indis juga merupakan hasil aktualisasi dari semua kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Arsitektur Indis bagi orang-orang Belanda merupakan sebuah jawaban terhadap tantangan alam tropis pulau Jawa. Sebagai hasil dari perpaduan budaya tersebut nampak pada bangunan-bangunan yang ada yaitu Kantor Perumka, Pasar Johar, Pasar Jatingaleh, Istana Perdamaian, Rumah Tinggal Cressendo, Lawang Sewu, Gedung Marba, Gedung Djakarta Lioyd, Gereja Blenduk dan lain-lain. Seiring dengan perkembangan kota Semarang yang semakin padat, arsitektur Indis terpaksa menyesuaikan diri dan tidak banyak lagi rumah-rumah besar dengan halaman yang luas karena semakin sempitnya kota Semarang akibat ledakan penduduk yang sangat cepat. Dari anlisis tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan arsitektur Indis di Semarang dipengaruhi adanya percampuran antara budaya Belanda (Eropa) dengan budaya Jawa (lokal), perkembangan pendidikan bergaya Barat, dan juga perkembangan ekonomi kota Semarang. Adanya dampak dari semakin sempitnya tanah perkotaan arsitektur Indis terpaksa menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan, tetapi hal ini tidak berarti arsitektur Indis hilang begitu saja, karena secara politis arsitektur Indis dipakai oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai pembeda antara penguasa dan rakyat biasa, serta merupakan simbol dari kekuasaan, status sosial dan kebesaran yang dibutuhkan oleh penguasa saat itu. ABSTRACTION This research represent research of history, which is mendiskripsikan and also analyse growth of architecture in Semarang influenced by culture of Indis. Intention of this research is to know about, (1) Picture society life style supporter of culture of Indis in Semarang year 1900-1950, (2) To know growth of architecture structure and form of Indis in Semarang year 1900-1950, (3) To know growth of architecture of Indis and planning of town planology in Semarang. Stages; Steps performed within this historical research cover heuristik, criticize the source of goodness of intern and also of ekstern, interpretation, and historiografi. Technique data collecting the used is document study and bibliography study. Technique analyse and is descriptive its meaning of an phenomenon along with its characteristics peculiarly which there are in that phenomenon, and analysis is effort to analyse and interpret datas related to this topic of problems, that way this research do not only taking as problem what, where, when, but also take as problem how and why event happened. Architecture of Indis represent mirroring of life style and pattern embraced by some of is small of dweller of Nusantara a period of colonial. Life style of Indis natural a period of its feather in one's cap till early century 20. Supporter of culture of Indis not merely just Dutchman, but indigenous elite faction have also entered in cultural circle of Indis. Style in architecture of Indis alliing between Europe building style with traditional building style and allied with beautiful ornamen-ornamen, representing a presstige and also show social status pawnbroker. Besides, building structure of Indis also represent result of aktualisasi from all everyday conducted activity. Architecture of Indis to Dutch people represent a answer to tropical natural challenge of Java. As result of from solidarity of the culture look at existing buildings that is Office of Perumka, Market of Johar, Market of Jatingaleh, Palace Peace, House Remain Cressendo, Lawang Sewu, Building of Marba, Building of Djakarta Lioyd, Church of Blenduk and others. Along with growth of town of Semarang which is solid progressively, architecture of Indis perforced to live with and not many again mansions with wide of page; yard because progressively as narrow; tight as town of Semarang effect of very resident explosion quickly. From the anlisis can be concluded that growth of architecture of Indis in Semarang influenced by the existence of mixing between Dutch culture (Eropa) with Java culture (Local), growth of dressy education of West, as well as growth of town economics of Semarang. Existence of impact from progressively as narrow; tight as land; ground urban of architecture of Indis perforced to adapt to situation of environment, but this meaningless matter of architecture of Indis lose off hand, because politically architecture of Indis weared by government of Dutch colonial as distinguishment between ordinary people and power, and also represent symbol of power, social status and highness required by power of that moment.
×
Penulis Utama : Tri Partono
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : C0505003
Tahun : 2010
Judul : Manifestasi budaya indis dalam arsitektur dan tata kota Semarang pada tahun 1900 - 1950
Edisi :
Imprint : Surakarta - FSSR - 2010
Program Studi : S-1 Ilmu Sejarah
Kolasi :
Sumber : UNS-FSSR Jur. Ilmu Sejarah-C.0505003-2010
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Tiwuk Kusuma H, S.S. M.Hum
Penguji :
Catatan Umum : 100/2010
Fakultas : Fak. Sastra dan Seni Rupa
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.