Penculikan perdana menteri Sjahrir di Surakarta tahun 1946
Penulis Utama
:
Masdar Hilmi
NIM / NIP
:
K4405026
×ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini untuk: (1) Memahami situasi yang menyebabkan
terjadinya Penculikan Perdana Menteri Sjahrir di Surakarta Tahun 1946, (2)
Mengetahui proses terjadinya Penculikan Perdana Menteri Sjahrir di Surakarta
Tahun 1946, (3) Memahami dampak Penculikan Perdana Menteri Sjahrir di
Surakarta Tahun 1946.
Penelitian ini menggunakan metode historis. Sumber data yang
digunakan adalah sumber primer berupa surat kabar sementara sumber sekunder
digunakan yaitu buku-buku, foto dan dan informan. Teknik pengumpulan data
penelitian ini yaitu studi pustaka dan wawancara. Teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis historis, yaitu analisa yang mengutamakan
ketajaman dalam mengolah suatu data sejarah. Prosedur penelitian dilakukan
dengan empat tahap yaitu: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1). Pemerintahan
Sjahrir yang dibentuk pada 14 November 1945 menimbulkan ketidakpuasan
menyangkut susunan menteri yang kurang representatif dan program Pemerintah
yang dianggap kurang menekankan perjuangan melawan Belanda. Tekanan
terhadap Pemerintahan Sjahrir makin terasa sejak Persatuan Perjuangan (PP)
terbentuk. Kuatnya tekanan terutama dari PP membuat Pemerintahan Sjahrir
memilih mundur pada 26 Februari 1946. Presiden Sukarno lalu kembali menunjuk
Sjahrir membentuk pemerintahan. Pemerintahan Sjahrir kedua yang diresmikan
pada 13 Maret 1946 tidak meredakan ketidakpuasan yang ada. Ketidakpuasan
terhadap Pemerintahan Sjahrir memuncak saat usulan perundingan Indonesia
dengan Belanda diketahui umum. (2). Kekecewaan terhadap Pemerintahan Sjahrir
dilampiaskan dengan menculik Perdana Menteri Sjahrir. Penculikan Sjahrir dan
rombongan di Surakarta pada 28 Juni 1946 dipimpin oleh Mayor A. K. Yusuf,
dari Divisi III yang didukung Panglima Divisi III Jenderal Soedarsono dan
dibantu pimpinan Divisi IV Kolonel Sutarto. Sjahrir dan rombongan yang diculik
dibawa ke daerah Paras di Boyolali. (3). Penculikan Perdana Menteri Sjahrir
membuat Presiden Sukarno menyatakan Indonesia dalam keadaaan darurat pada
28 Juni 1946. Kekuasaan Pemerintahan untuk sementara dikembalikan kepada
Presiden pada 30 Juni 1946. Presiden Sukarno kemudian segera berpidato yang
antara lain mencela penculikan Sjahrir dan meminta pembebasannya. Sjahrir dan
rombongan yang diculik dibebaskan pada 1 Juli 1946. Para pelaku dan tokoh yang
terkait dengan kelompok penculik baru ditangkap setelah terjadi Peristiwa 3 Juli
1946.
ABSTRACT
The objectives of this research are (1) To learn the condition that causes
the Prime Minister Sjahrir kiddnap in Surakarta on 1946, (2) To know the process
of the Prime Minister Sjahrir kiddnap in Surakarta on 1946, (3) To learn damages
of the Prime Minister Sjahrir kiddnap in Surakarta on 1946.
This research use history methods. The research data sources is primary
sources that consist by the newspapaer, and secondary sources that consist by the
books, picture and informant. The data gathering in this research are library
learning and interview. The technique of data analysis that used in this research is
historical analysis, it give a priority to sharp the process of history data. The
procedures of this reasearch was done with four steps, that is heuristic, criticism,
interpretation, dan historiography.
Based on this research, it concluded that: (1). The Sjahrir Establishment
had found on November 14th 1945 make disappointment about the cabinet person
that less representative and the program that not focus about fight againts Dutch.
The pressure to Sjahrir Establishment stronger since Persatuan Perjuangan (PP)
has been found. The PP pressure has powerfull and make the Sjahrir
Establishment resign on February 26th 1946. President Sukarno then appoint
Sjahrir to form the establishment. The second cabinet of Sjahrir that found March
13th 1946 not down unsatisfied attitude. Finally, the disappoinment become top
when the secret agreement Indonesia-Dutch opened to the public (2). Unsatisfied
to the Sjahrir Establishment did by kiddnap the Prime Minister Sjahrir. This
action lead by Major A. K. Yusuf from 3rd Divition and supprort by 3rd Divition
Commander General Major Soedarsono and also helped by the leader 4th Divition
Colonel Sutarto. Sjahrir and his friends take to Paras in Boyolali regency. (3). The
Prime Mininte Sjahrir kiddnap make President Sukarno declare state on
emergency. The authoroty power take again by Presiden Sukarno on June 30th
1946. Then President Sukarno speech and call down the Prime Minister Sjahrir
kidnap and want his release. Sjahrir and his friend release on July 1st 1946. All
the kiddnaper and the other close person arrested after July 3rd 1946 Affair.
×
Penulis Utama
:
Masdar Hilmi
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
K4405026
Tahun
:
2009
Judul
:
Penculikan perdana menteri Sjahrir di Surakarta tahun 1946
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - FKIP - 2009
Program Studi
:
S-1 Pendidikan Sejarah
Kolasi
:
Sumber
:
UNS-FKIP Jur.Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial-K.4405026
Kata Kunci
:
Jenis Dokumen
:
Skripsi
ISSN
:
ISBN
:
Link DOI / Jurnal
:
-
Status
:
Public
Pembimbing
:
1. Dra. Hj. Sri Wahyuning S., M. Pd 2. Drs. H. Tri Yuniyanto, M. Hum
Penguji
:
Catatan Umum
:
834/2009
Fakultas
:
Fak. KIP
×
File
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.