Organisasi keruangan industri budaya di kota Surakarta
Penulis Utama
:
Pembayun Sekarningtyas
NIM / NIP
:
I0606036
×ABSTRAK
Perhatian terhadap industri kreatif semakin berkembang dalam beberapa tahun terakhir.
Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang potensial menjadi sentra pengembangan
industri kreatif di Indonesia, terutama industri kreatif yang berbasis seni dan budaya
atau dikenal dengan istilah industri budaya. Industri budaya tidak dapat terpisah dari
dimensi keruangan kota. Dalam konteks keruangan, industri budaya memiliki
kecenderungan untuk mengklaster sebagaimana karakter industri lainnya. Fenomena
klasterisasi tersebut dipengaruhi oleh adanya kecenderungan aglomerasi ekonomi serta
keberadaan creative milieu yang mendorong iklim kreatif.
Penelitian ini adalah penelitian eksploratif, dengan tujuan untuk menggali dan
mengungkap keberadaan organisasi keruangan industri budaya di Kota Surakarta.
Organisasi keruangan industri budaya merupakan dampak keruangan yang timbul dari
konsekuensi adanya hubungan interdependensi dan aktivitas ekonomi dari industri
budaya dan infrastruktur penunjangnya. Organisasi keruangan dapat ditinjau dari
struktur dan pola keruangan yang terbentuk. Dalam penelitian ini dilakukan proses
pemetaan dan pendeskripsian industri budaya serta creative milieu yang ada, kemudian
dilanjutkan proses analisis struktur keruangan secara kualitatif dan analisis pola
keruangan secara kuantitatif dengan metode analisis tetangga terdekat, lalu diakhiri
dengan sintesis yang menjabarkan organisasi keruangan industri budaya di Kota
Surakarta.
Analisa struktur keruangan industri budaya di Kota Surakarta menunjukan bahwa
beberapa industri budaya mendapatkan penghematan eksternal yang didapat dari
kecenderungan aglomerasi ekonomi. Adapun analisa pola keruangan dari berbagai
industri budaya di Kota Surakarta menunjukan peran penting infrastruktur keras dan
lunak dalam pembentukan pola mengelompok (clustered) bagi suatu industri budaya. Di
Kota Surakarta, creative milieu yang dominan terdapat di 8 lokasi. Sedangkan
klasterisasi industri budaya yang potensial terdapat di 7 lokasi. Keberadaan industri
budaya dalam ruang kota bukanlah sebuah kebetulan yang acak atau hanya didorong
oleh kekuatan ekonomi semata. Dengan demikian, pengembangan lokasi potensi
klasterisasi industri budaya tersebut harus mampu mengolaborasikan aspek spasial,
sosial budaya dan ekonomi secara holistik.
Kata kunci: organisasi keruangan, industri budaya, creative milieu, klaster
×
Penulis Utama
:
Pembayun Sekarningtyas
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
I0606036
Tahun
:
2010
Judul
:
Organisasi keruangan industri budaya di kota Surakarta
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - F. Teknik - 2010
Program Studi
:
S-1 Perencanaan Wilayah dan Kota
Kolasi
:
Sumber
:
UNS-F. Teknik Prog. DIII Perencanaan Wilayah dan Kota-I.0606036-2010