Hubungan tingkat interaksi penduduk ke area fungsi pusat kegiatan desa dengan tingkat kemiskinan di desa tertinggal
Penulis Utama
:
Setyo Budhi Utomo
NIM / NIP
:
I0606042
×iii
ABSTRAK
Desa Karangpatihan merupakan salah satu desa di Kecamatan Balong
Kabupaten Ponorogo, yang akhir-akhir ini menjadi sorotan media karena adanya
isu desa dengan jumlah warga yang mengalami gizi buruk cukup tinggi.
Berdasarkan informasi awal yang diperoleh dari total 1.573 KK yang tercatat di
administrasi desa, 1.203 KK di antaranya hidup di bawah garis kemiskinan. Kondisi
ini diperparah dengan adanya 43 KK yang saat ini mengalami keterbelakangan
mental (idiot). Kondisi ini adalah akibat dari kurangnya pengetahuan dan informasi
kesehatan menjadi kesatuan sistem kemiskinan.
Berlandaskan teori interaksi desa-kota dan implikasi dari interaksi tersebut
maka semakin tinggi interaksi terhadap area fungsi pusat kegiatan desa semakin
besar menerima pengaruh, semakin tidak terisolasi, semakin banyak pertukaran
informasi, semakin tinggi peluang berusaha, semakin tinggi peluang peningkatan
pendapatan, semakin sedikit kemiskinan, desa semakin tidak tertinggal.
Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat hubungan interaksi penduduk ke
area fungsi pusat kegiatan desa dengan tingkat kemiskinan di desa tertinggal.
Dengan argumentasi bahwa desa tertinggal memiliki karakteristik belum memiliki
sarana komunikasi dan informasi, sehingga cara penduduk untuk memperoleh
informasi yang mereka butuhkan adalah dengan interaksi (komunikasi) langsung
dengan orang lain, yang umumnya berlangsung di area fungsi pusat kegiatan desa.
Yang mana area fungsi pusat kegiatan desa ini merupakan titik atau (node) yang
pertama kali mendapatkan pengaruh hubungan dengan kota sehingga transfer
informasi banyak terjadi disini.
Metode survey kuantitatif explanatory menjadi pilihan untuk melihat
kekuatan hubungan yang terjadi antara dua variabel yakni interaksi dan
pendapatan sebagai ukuran kemiskinan . Sedangkan uji korelasi yang digunakan
adalah teknik analisis statistik korelasi Spearmean dilanjutkan analisis statistik
deskriptif.
Hasil kekuatan hubungan antara tingkat interaksi dengan tingkat
pendapatan sebagai interpreatsi kemiskinan adalah Dusun Krajan tingkat
hubunganya “kuat”, Dusun Bibis memiliki hubungan “sedang”, Dusun Bendo
memiliki hubungan “rendah”, Dusun Tanggungrejo memiliki hubungan “sedang”.
Sedangkan hasil identifikasi faktor yang mempengaruhi tingkat interaksi pada tiap
dusun berbeda-beda sesuai kondisi masing-masing dusun.
Secara umum tingkat korelasi interaksi dapat mempengaruhi tingkat
pendapatan sebesar 51% tetapi tidak membuat banyak perubahan secara signifikan
terhadap kemiskinan di pedesaan, karena besarnya rentang antara pendapatan dan
garis kemiskinan.. Masyarakat miskin pedesaan lebih membutuhkan dampak positif
terjadinya interaksi berupa informasi praktis yang dapat memberikan peluang
meningkatkan pendapatan.
*Kata kunci : “Interaksi, Kemiskinan, Korelasi,”.
ABSTRACK
Karangpatihan village is a one name in Balong Districk, Ponorogo Regency.
In wich there are hot issues highly people with poor of nutrient. Based information
on 1.573 families, 1.203 under poverty -lines or more of 80%. The bad news is 43
families or 111 person suffer mentally retardation. That condition is a impact of
destitue and unknowing health information become poverty system.
Based rural-urban and the implication of the theory, highly interaction
people to the center of activity village area make morely accept the effect,
minimalize isolation, much information transfer, more oportunity works, more highly
income oportunity, poverty reduction, and the village become left behind again.
This research purposes to know the corelation level of interaction people to the
center of activity village with poverty level in the village with left behind condition.
With argumentation that village with left behind condition is have not
comunication and information facilities, so the one way people get information is
directly interaction comunication with the other else.ussualy it happens in the center
of activity village. The center of activity village is a first point are accepted the
impact from their relation with the city and information transfer much happens here.
The research method using survey kuantitatif explanatory method to
knowing correlation level was happened between variables, that is interaction dan
income as poverty measurement. Correlation test using Spearmean correlation test
and continued with descriptif statistic analyze.
Corelation result is different an other part of village (called dusun), level of
correlation Dusun Krajanis “High”, level of correlation Dusun Bibis is “Medium”,
level of correlation Dusun Bendo is “Low”, and level of correlation Dusun
Tanggungrejo is “Medium”. In addition identifi result of variabel that influens level
of interaction of independent variabel is different too.
Generally, level of interaction corelation influence level of income as poverty
mesurement is 51%, but this level can’t make more change or more significant to
poverty level, because the level income and poverty lines have a large of distant. So
poverty people comunities more and more need positive impact fron interaction has
been transfer information, it be able to rising opprtunity people income.
Keyword : “Interaction, Poverty, Corelation”
×
Penulis Utama
:
Setyo Budhi Utomo
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
I0606042
Tahun
:
2010
Judul
:
Hubungan tingkat interaksi penduduk ke area fungsi pusat kegiatan desa dengan tingkat kemiskinan di desa tertinggal
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - F. Teknik - 2010
Program Studi
:
S-1 Perencanaan Wilayah dan Kota
Kolasi
:
Sumber
:
UNS-F. Teknik Prog.Diploma III Teknik Jur. Teknik Arsitektur-I.0606042-2010
Kata Kunci
:
Jenis Dokumen
:
Laporan Tugas Akhir (D III)
ISSN
:
ISBN
:
Link DOI / Jurnal
:
-
Status
:
Public
Pembimbing
:
1. Ir. Anna Hardiana MT 2. Ir. Sumardi SM
Penguji
:
Catatan Umum
:
2971/2010
Fakultas
:
Fak. Teknik
×
File
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.