Penulis Utama : Umar Hadianto
NIM / NIP : S850907013
× ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari jawab permasalahan : (1) apakah pembelajaran kooperatif dengan group investigation lebih baik daripada pembelajaran langsung? (2) apakah prestasi belajar matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang sedang dan apakah prestasi belajar matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi sedang lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang rendah? (3) apakah prestasi belajar matematika antara siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif dengan group investigation dan pembelajaran langsung konsisten untuk setiap kategori motivasi berprestasi dan apakah prestasi belajar matematika antara siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, sedang dan rendah konsisten untuk setiap model pembelajaran yang diberikan. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian eksperimen semu yang dirancang dengan desain faktorial 2 x 3 dikenakan terhadap siswa kelas XI Ilmu Alam dari 18 SMA Negeri maupun Swasta di Kabupaten Sukoharjo pada semester pertama tahun pelajaran 2008/2009. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara stratified random sampling dan cluster random sampling. Sampel penelitian terdiri dari 210 responden yang terdiri dari dua kelompok yaitu eksperimen dan kontrol. Data penelitian kuantitatif dikumpulkan dengan menggunakan teknik tes, angket dan dokumentasi data sekolah. Validitas isi dari instrumen tes dan angket diperiksa oleh experts judgment yang bertindak sebagai validator. Reliabilitas instrumen tes ditentukan dengan menggunakan rumus Kuder Richardson KR-20, dan reliabilitas instrumen angket dihitung dengan menggunakan rumus Alpha. Hasil analisis mengenai instrumen menunjukkan bahwa instrumen penelitian valid dan reliabel untuk digunakan mengambil data. Uji prasyarat analisis variansi yang dilakukan adalah uji Lilliefors untuk mengetahui normalitas populasi dan uji Barlett untuk mengetahui homogenitas variansi. Untuk taraf signifikansi  = 0,05 dapat diperoleh bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen. Hasil analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama untuk taraf signifikansi  = 0,05 adalah : (1) Fa = 42,7519 > = 3,84 yang berarti bahwa prestasi belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif dengan group investigation lebih baik daripada prestasi siswa yang diberikan pembelajaran langsung, (2) Fb = 95,9716 > = 3,00, yang berarti bahwa prestasi belajar matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa yang sedang motivasi berprestasinya dan prestasi belajar matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi sedang lebih baik daripada prestasi belajar siswa yang rendah motivasi berprestasinya, dan (3) Fab = 1,5448 < = 3,00 yang berarti bahwa tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan motivasi berprestasi yang dimiliki oleh siswa terhadap prestasi belajar matematika. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa karakteristik perbedaan prestasi belajar matematika untuk pembelajaran kooperatif dengan group investigation dengan pembelajaran langsung adalah sama untuk masing-masing kategori motivasi berprestasi. Dengan kata lain, terdapat konsistensi antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar matematika. Dengan demikian, pembelajaran kooperatif dengan group investigation lebih efektif daripada yang pembelajaran langsung jika ditinjau dari masing-masing motivasi berprestasi. ABSTRACT The aims of this study are to find out : (1) whether the achievement of mathematics learning by using group investigation in the cooperative learning is better than those by using direct instruction, (2) whether the achievement of mathematics learning on the high level of achievement motivation is better than those at the medium one, and whether the achievement of mathematics learning on the medium level of achievement motivation is better than those at the low one, (3) whether there is interaction between the instruction models and the achievement motivation levels on the achievement of mathematics learning. The study involved a quasi-experimental research in factorial design 2 x 3 conducted to the students on eleventh year, Department of Natural Sciences of the eighteen Senior High Schools in Sukoharjo Regency at the first semester of the Academic Years of 2008/2009. The study used the combination between stratified and clustered random sampling technique. The sampling members are 210 respondents consisting of 104 respondents in the experiment group and 106 respondents in the control group. The data is collected by using questionnaires on achievement motivation, multiple choices test for the achievement of mathematics learning and school’s data documentation. The contents validity of the multiple choices test and the questionnaires on achievement motivation is done by validator called expert judgements. The reliability of the test instruments is done by using Kuder-Richardson (KR) 20 formula and the questionnaires on achievement motivation is done by using Alpha formula. The results of instruments analysis showed that the instrument are valid and reliable enough to collecting the data. The prerequisite analysis for the two ways variances analysis are the Lilliefors’s method for the normality of populations and the Bartlett’s method for the homogeneous of variances. By using  = 0.05, it is concluded that the sample comes from normally distributed populations and homogeneous variances. The results of two ways analysis of variances with different cells by using  = 0.05 are (1) Fa = 42.7519 > = 3.84, meaning that the achievement of mathematics learning by using group investigation in the cooperative learning is better than the direct instruction, (2) Fb = 95.9716 > = 3.00, meaning that the student’s achievement of mathematics learning on high achievement motivation is better than at the medium one, and the student’s achievement of mathematics learning on medium achievement motivation is better than at the low one, and (3) Fab = 1.5448 < = 3.00, meaning that there is no interaction found between the use of the instruction models and the achievement motivation levels. It can be seen from the fact that the difference characteristics of achievement of mathematics learning by using group investigation in the cooperative learning is the same as the direct instruction for each achievement motivation levels. In other words, there is consistency between the use of instruction models and the achievement motivation levels on the achievement of learning mathematics. Therefore, the results showed that the group investigation in the cooperative learning is more effective than the direct instruction for each achievement motivation levels.
×
Penulis Utama : Umar Hadianto
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : S850907013
Tahun : 2009
Judul : Efektivitas pembelajaran kooperatif dengan group investigation terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari motivasi berprestasi
Edisi :
Imprint : Surakarta - Pascasarjana - 2009
Program Studi : S-2 Pendidikan Matematika
Kolasi :
Sumber : UNS-Pascasarjana Prog. Studi Pendidikan Matematika-S.850907013-2009
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Tesis
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. DR. Budiyono, M.Sc.
2. Dra. Mania Roswitha, M.Si
Penguji :
Catatan Umum : 1675/2009
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.