Penulis Utama : Ezi Hendri
NIM / NIP : D1208557
× Perempuan belum sepenuhnya mendapat hak untuk kesetaraan dengan laki-laki dalam bidang publik. Ranah publik menjadi arena dimana perempuan masih dianggap sebagai kelas kedua (second class), hal ini digambarkan dalam berita-berita harian Jawa Pos. Akibatnya kehadiran perempuan terpinggirkan dan tidak mendapat tempat dalam berita, khususnya berita-berita politik. Dalam penelitian ini, penulis ingin melihat aspek marjinalisasi terhadap politik perempuan yang diwacanakan oleh media melalui berita, dalam hal ini harian Jawa Pos periode 1 Maret-30 April 2009. Tujuannya adalah untuk melihat wacana marjinalisasi yang diagendakan oleh Jawa Pos dalam beritanya. Adapun pemilihan harian Jawa Pos karena sejak tahun 2006 hingga 2009 Nilesen Media Research menetapkan harian ini sebagai harian pembaca paling banyak. Untuk mencapai tujuan di atas, penelitian ini menggunakan pendekatan analisis wacana. Adapun pisau bedah yang digunakan untuk membongkar praktek marjinalisasi, penulis terinspirasi dari tiga model pendekatan. Pertama, model Sara Mills yang melihat posisi perempuan dalam berita, kedua model Van Dijk yang melihat pengingkaran (negasi) tema dalam sebuah berita. Ketiga, model Theo Van Leeuwen melihat perempuan dipasifkan melalui pasivasi aktor. Dengan menggunakan paradigma kualitatif deskriptif, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana media mewacanakan perempuan melalui sebuah berita. Adapun validitas data, penulis menggunakan teknik triangulasi sumber/data karena dalam penelitian ini penulis memanfaatkan sumber data berupa dokumen, yaitu 21 berita harian Jawa Pos. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan berita-berita tentang Caleg tahun 2009 yang dimuat di harian Jawa Pos kurun waktu 1 Maret-30 April 2009, terdapat kecenderungan perempuan dimarjinalisasikan dalam ranah politik. Artinya, kehadiran perempuan dalam berita ‘diciptakan’ agar tidak terlibat jauh dalam ruang politik. Hal ini dilihat dari banyaknya berita yang memposisikan perempuan sebagai objek ketimbang subjek. Ketika sebagai objek, perempuan tidak diberikan ruang untuk berpendapat dan berargumen karena wartawan memilih berita dari perpektif laki-laki. Selanjutnya, marjinalisasi terjadi ketika perempuan ditiadakan (pasivasi) dalam berita. Dalam hal ini strategi yang digunakan berupa penghilangan dan penyamaran posisi perempuan dalam berita. Terakhir praktek marjinalisasi ketika dalam berita terjadi pengingkaran (negasi) terhadap kehadiran dengan tema-tema perempuan. Akhirnya, menurut hemat penulis berita-berita di harian Jawa Pos memarjinalkan posisi perempuan. Melihat posisi perempuan yang termarjinalkan, penulis memberikan saran agar harian Jawa Pos mampu bersifat netral dan seimbang dengan menyuguhkan fakta-fakta yang sesuai dengan fakta lapangan. Sebagai institusi pers, harian Jawa Pos diharapakan mengikutsertakan perempuan dalam sistem keredaksian, khususnya desk politik. Kehadiran perempuan sebagai jurnalis, mampu memberi nuansa baru dalam peliputan berita-berita terkait perempuan dan segala aktivitasnya.
×
Penulis Utama : Ezi Hendri
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : D1208557
Tahun : 2010
Judul : Wacana marjinalisasi politik perempuan dalam media (studi analisis wacana marjinalisasi perempuan dalam berita calon legislatif tahun 2009 di harian Jawa Pos periode 1 maret - 30 april 2009)
Edisi :
Imprint : Surakarta - F.ISIP - 2010
Program Studi : S-1 Ilmu Komunikasi Non Reguler
Kolasi :
Sumber : UNS-F.ISIP Jur. Ilmu Komunikasi-D.1208557-2010
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D
2. Dra. Indah Budi Rahayu, SE, M.Hum
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. ISIP
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.