Penulis Utama : Krisna Joko Samodra
NIM / NIP : S5806006
× Latar Belakang: Peningkatan radikal bebas pada proses plasentasi kehamilan dengan risiko preeklamsia menyebabkan disfungsi endotel plasenta. Hal ini mengakibatkan stres oksidatif, sehingga kadar soluble fms-like tyrosine kinase-1 (sFlt-1) meningkat sebelum onset preeklamsia. Stress oksidatif pada preeklamsia berlangsung hebat karena berkurangnya antioksidan. Pemberian antioksidan saat pembentukan plasenta dapat membantu respon adaptasi antioksidan maternal, sehingga dapat menormalkan efek stres oksidatif. Astaxanthin adalah karotenoid alami yang saat ini merupakan antioksidan paling kuat, yang mampu mengontrol spesies oksigen reaktif lebih efektif dibandingkan antioksidan lainnya. Tujuan: Untuk menganalisis pengaruh pemberian astaxanthin 2 mg sejak usia kehamilan 8-20 minggu terhadap kadar sFlt-1 pada kehamilan dengan risiko preeklamsia. . Bahan dan Cara Kerja: Penelitian the randomized control group pretest-postest design terhadap 30 ibu hamil 8 minggu dengan risiko preeklamsia yang terbagi secara acak menjadi dua kelompok, masing-masing 15 orang. Kelompok perlakuan mendapatkan astaxanthin 2 mg/hari dan asam folat 1 mg/hari sampai dengan usia kehamilan 20 minggu, sedangkan kelompok kontrol hanya mendapatkan asam folat 1 mg/hari. Kedua kelompok diukur kadar sFlt-1 saat kehamilan 8 dan 20 minggu. Uji homogenitas dilakukan dengan uji T tidak berpasangan, sedangkan kemaknaan perbedaan kadar sFlt-1 pada masing-masing kelompok ditentukan dengan uji Wilcoxon. Penentuan hubungan antara pemberian astaxanthin 2 mg dan kadar sFlt-1 adalah dengan uji X2. Kekuaatan korelasinya diukur dengan uji korelasi Lambda. Hasil: Perbedaan rerata kadar sFlt-1 antara kehamilan 8 dan 20 minggu pada masing-masing kelompok adalah bermakna dengan p = 0.02. Pada kelompok perlakuan terjadi penurunan sFlt-1 (81.3% kasus), sedangkan pada kelompok kontrol terjadi peningkatan sFlt-1 (85.7%). Hubungan antara pemberian astaxanthin 2 mg dan penurunan kadar sFlt-1 pada kehamilan dengan risiko preeklamsia adalah bermakna (p = 0.000) dengan OR = 26, IK 95%: 3.686–183.418, dan korelasi yang kuat (r = 0.643). Tidak ada efek samping yang ditemukan pada kelompok perlakuan astaxanthin 2 mg. Tidak ada tanda-tanda preeklamsia pada kehamilan 20 minggu, tetapi terdapat kenaikan tekanan sistol dari 120 menjadi 130 mmHg sebanyak 4 kasus (26.67%) pada kelompok kontrol dan 1 kasus (6.67%) pada kelompok perlakuan. Kesimpulan: Astaxanthin 2 mg yang diberikan pada ibu hamil dengan risiko preeklamsia sejak kehamilan 8 sampai dengan 20 minggu dapat menurunkan kadar sFlt-1. Kata kunci: astaxanthin 2 mg, sFlt-1, awal plasentasi, kehamilan risiko preeklamsia.
×
Penulis Utama : Krisna Joko Samodra
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : S5806006
Tahun : 2011
Judul : Pengaruh pemberian astaxanthin terhadap kadar soluble fms like tyrosine kinase-1 pada awal plasentasi kehamilan risiko preeklamsia
Edisi :
Imprint : Surakarta - Pascasarjana - 2011
Program Studi : PPDS Obstetri Ginekologi
Kolasi :
Sumber : UNS-Pascasarjana Prodi. Dokter Spesialis I Obstetri dan Ginekologi-S5806006-2011
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Tesis
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. H. Loekmono Hadi, dr. SpOG (K)
2. Dr. Hj. Sri Sulistyowati, dr. SpOG (K)
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.