×Minyak nabati merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan
sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Salah satu sumber penghasil minyak
nabati yang sangat potensial di Indonesia yaitu biji kapuk randu. Hal ini
dikarenakan Indonesia adalah salah satu negara penghasil kapuk randu dan bijinya
masih jarang dimanfaatkan. Biodiesel adalah senyawa metil ester yang dapat
diperoleh dari proses transesterifikasi minyak nabati maupun esterifikasi asam
lemak. Kualitas biodiesel yang baik dapat dilihat dari tingkat kejenuhan asam
lemak yang tinggi.
Untuk memperoleh biodiesel, minyak biji kapuk randu diasamkan dengan
menggunakan metanol dan katalis H2SO4. Setelah itu, didiamkan selama 3 hari
untuk mengendapkan kotoran, minyak di transesterifikasi dengan metanol dan
katalis KOH. Kemudian didiamkan selama beberapa hari dan akan terbentuk 2
lapisan. Lapisan atas berupa metil ester/biodiesel (berwarna keemasan), lapisan
bawah adalah gliserol (berwarna coklat terang). Setelah itu, biodiesel dicuci
dengan aquadest sebanyak 28% volume biodiesel kemudian sisa air diadsorbsi
dengan silica gel.
Karakteristik biodiesel yang dianalisis meliputi persentase kandungan
asam lemak bebas dan asam lemak total yang ada di dalam biodiesel, selain itu
juga dianalisis spesific gravity, viskositas kinematis, titik nyala/flash point, warna,
titik tuang/pour point, copper strip corosion, CCR (Conradson Carbon Residue),
bilangan penyabunan, angka setan (cetane number), angka asam, bilangan iod,
dan kinerja dengan mesin diesel. Hasil analisis menunjukkan bahwa biodiesel
yang dihasilkan secara umum telah memenuhi standar spesifikasi SNI 04-7182-
2006 dan ASTM. Selain itu dari uji mesin diesel, biodiesel yang dihasilkan lebih
baik daripada solar murni.