Cukup Banyak komoditi sayuran komersial yang berprospek bagus untuk diekspor diantaranya mentimun jepang dengan jumlah ekspor yang lumayan besar sekitar 338.068 kg per tahun. Ada beberapa alasan yang mendasari melonjaknya permintaan sayuran komersial di luar negeri. Pertama, mereka kekurangan lahan pertanian yang diakibatkan oleh perkembangan industri sehingga mereka mengalihkan ke Negara berkembang yang masih luas lahannya dan tenaga kerja relatif murah. Kedua, iklim dinegara tersebut kurang mendukung terutama saat musim dingin dan musim gugur sehingga praktis semua kebutuhan sayuran mereka tergantung dengan Negara lain (Palungkun, 1995).

. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan September Tahun 2005. Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penentuan penelitian lokasi dilakukan secara sengaja. Pengambilan petani sampel dilakukan metode proportional random sampling. Pengumpulan dilakukan dengan teknik wawancara, observasi. Metode analisis data menggunakan analisis SWOT.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola kemitraan antara perusahaan Agrindo Boga Santika dengan mitra usaha termasuk pola inti-plasma. faktor-faktor penentu keberlangsungan kegiataan kemitraan yaitu adaya rasa saling membutuhkan antara plasma dengan inti, adanya komitmen terhadap bisnis, adanya kepastian pemasaran, adanya ketersediaan sarana produksi pertanian, adanya kebijakan kerjasama, sebagai sumber pendapatan mitra. Kondisi sistem kemitraan berada pada pertahankan dan pelihara dimana strategi alternatif yang dapat dikembangkan adalah pengembangan produk, dan penetrasi pasar.

Alternatif strategi yang tepat dikembangkan dalam sistem kemitraan antara perusahaan Agrindo Boga Santika dengan petani mitra di kabupaten Klaten adalah memperluas upaya pemasaran produk, meningkatkan mutu dan pelayanan saprodi, mengupayakan kemudahan aspek modal bagi petani mitra usaha, meningkatkan kualitas produk mitra usaha, meningkatkan komunikasi dan penyuluhan serta bimbingan kepada petani mitra usaha secara kontinyu dan berkelanjutan, meningkatkan kemampuan dan profesionalitas petani mitra usaha dalam memahami arti penting kerjasama, menjaga kualitas saprodi dan proses buah, mempertahankan loyalitas petani mitra usaha dengan pemberian modal dengan kontrol saprodi dan buah, mempertahankan harga saprodi, mengidentifikasi secara cepat dan tepat kemungkinan munculnya penyakit, menerapkan kerjasama yang lebih demokratis.