Penulis Utama : Sulistyowati
NIM / NIP : K4406041
× Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui upaya peyelesaian masalah Ali Bin Abi Thalib dengan Muawiyah. (2) Mengetahui upaya peyelesaian masalah Ali Bin Abi Thalib dengan pengikutnya. (3) Mengetahui eksistensi kekhaifahan Ali Bin Abi Thalib setelah tahkim Shiffin. Penelitian ini menggunakan metode historis. Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode historis ada 4 tahap kegiatan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber data yang digunakan adalah analisis historis yaitu analisis yang mengutamakan ketajaman dalam mengiterpretasikan fakta sejarah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Perbedaan pendapat antara Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah mengenai masalah qishash terhadap pembunuh Utsman adalah penyebab terjadinya perang Shiffin antara Ali dengan Muawiyah. Perang Shiffin merupakan perang saudara antar umat Islam yang kedua, setelah yang pertama adalah perang Jamal antara Ali dengan Thalhah, Zubair dan Aisyah yang akhirnya dimenangkan oleh pihak Ali bin Abi Thalib. Tahkim Shiffin merupakan upaya perdamaian dengan menunjuk juru runding dari masing-masing pihak. Hasil dari tahkim Shiffin adalah pencopotan jabatan Ali bin Abi Thalib dan Muawiyan bin Abi Sofyan dari jabatan.Ali memimpin di daerah Kufah sedangkan Muawiyah diangkat oleh pendukung-pendukungnya menjadi kalifah di Syam. Tahkim Shiffin mengakhiri pertikaian antara Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah bin Abu Sofyan.(2) Perang Shiffin dipandang sebagai akar sejarah timbulnya aliran-aliran yang memiliki visi politik. Tahkim menyebabkan pengikut-pengikut Ali terpecah menjadi dua golongan besar, ada dua aliran bahkan ada kecenderungan yang masing-masing melahirkan banyak aliran yang lahir sebagai implikasi dari peperangan tersebut, yaitu Syi’ah dan Khawarij. Golongan yang sudah merasa jemu berperang dan menginginkan perdamaian yaitu penganut paham Syi’ah. Syi’ah adalah para pengikut setia dari Khalifah Ali bin Abi Thalib. Kaum Khawarij adalah kaum pembangkang yang keluar dari kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Ali sudah berulang kali mengirim utusan kepada Khawarij agar kembali kepada jalan kebenaran. Peperangan di Nahrawan dimenangkan oleh Ali dan ini adalah penumpasan terhadap kaum Khawarij. (3) Hasil Tahkim menyebabkan banyak daerah-daerah dibawa kekuasaan Ali bin Abi Thalib membangkang dan ingin melepaskan diri. Mereka tidak mau lagi tunduk terhadap Ali. Eksistensi khalifah Ali bin Abi Thalib sudah memudar. Kekuatan Muawiyah semakin bertambah dan sebaliknya kekuatan Ali semakin melemah. Ini menyebabkan Muawiyah dengan mudah mengekspansi wilayah-wilayah Ali, akhirnya banyak wilayah-wilayah Ali yang menjadi kekuasaan Muawiyah. Berakhirnya kekhalifahan Ali bin Abi Thalib adalah saat dia terbunuh oleh Ibnu Muljam (kaum Khawarij yang membalas dendam atas kematian teman-teman di Nahrawan).
×
Penulis Utama : Sulistyowati
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : K4406041
Tahun : 2010
Judul : Pengaruh Perang Shiffin Tahun 658 M Terhadap Eksistensi Kekhalifahan Ali Bin Abi Thalib
Edisi :
Imprint : Surakarta - FKIP - 2010
Program Studi : S-1 Pendidikan Sejarah
Kolasi :
Sumber : UNS-FKIP Jur Pendidikan IPS-K.4406041-2010
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Drs. Saiful Bachri, M.Pd
2. Musa Pelu, S.Pd
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. KIP
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.