Penulis Utama : Arifin Kurniawan
NIM / NIP : C0203068
× Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimanakah simbol-simbol melalui gaya penulisan yang terdapat dalam cerpen ATBH dan MKDTH sebagai refleksi dari manusia yang kehilangan identitas? (2) Apa makna yang terkandung dalam cerpen ATBH dan MKDTH?. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan simbol-simbol melalui gaya penulisan yang terdapat dalam cerpen ATBH dan MKDTH sebagai refleksi dari manusia yang kehilangan identitas. (2) Mendeskripsikan makna yang terkandung dalam cerpen ATBH dan MKDTH. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Data yang dikumpulkan peneliti ini adalah berupa kata-kata dan kalimat yang ada dalam cerpen ATBH dan MKDTH. Teknik yang digunakan adakah teknik pustaka, yaitu pengumpulan data yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1. Sebagai refleksi dari manusia yang kehilangan identitas dirinya cerpen ATBH dan MKDTH ini banyak mengungkapkan tentang problema-problema sosial sampai problema kebangsaan. Melalui hubungan antara tanda dan acuannya yang berupa ikon, indeks, dan simbol mengisyaratkan tentang sosok manusia yang kehilangan biografi dan identitas mereka. Dalam cerpen ATBH dihadirkan tokoh-tokoh yang membawa pesan-pesan kritis, Ayah, Ibu, Susi, dan Herman. Mereka adalah simbol dan penyampai pesan, yang merujuk pada penguasa, zaman, negeri, dan masyarakat yang kehilangan sejarah dan identitasnya. Sedangkan dalam cerpen MKDTH digambarkan manusia kota yang tertelan sebuah sistem perkotaan dan perkembangan zaman. Ruang kota digambarkan sebagai ruang kapital, ruang modernitas, dan ruang globalisasi. Manusia yang hidup dalam ruang itu disebutkan Afrizal sebagai tokoh Karen asing dan tokoh Aku, yang masing-masing dari mereka membawa pesan dan simbol yang saling berkaitan. Mereka adalah bagian dari sebuah ruang kota, yang merindukan kehidupan yang lebih baik, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa karena ruang kota telah membekukannya, mereka juga sebuah simbol dari generasi yang kehilangan identitas untuk menyatakan dunianya. 2. Makna yang terkandung dalam cerpen ATBH dan MKDTH melalui pendekatan semiotik adalah gambaran mengenai kehidupan dari masyarakat Indonsia yang kehilangan identitasnya, mulai identitas pribadi hingga identitas kebangsaaan. Kisah dalam cerpen ATBH dan MKDTH merupakan cerminan realitas kehidupan manusia Indonesia dan manusia kota yang hidup dalam zaman yang tergilas roda modernisasi, globalisai, kapitalisme, juga dunia yang dikuasai oleh tirani kekuasaan. Seharusnya setiap manusia ataupun penguasa yang hidup dalam sebuah bangunan keluarga ataupun dalam ruang kota bisa merenungi dan mencari makna tentang dirinnya, sejarahnya, dan ruang disekitarnya. Kesadaran akan pentingnya hubungan sosial, dan solidaritas antar manusia bisa jadi sangatlah penting dan bisa membantu manusia untuk mengenali siapa dirinya sebenarny
×
Penulis Utama : Arifin Kurniawan
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : C0203068
Tahun : 2010
Judul : Cerpen Ayah Telah Berwarna Hijau dan Menanam Karen di Tengah Hujan Karya Afrizal Malna (Sebuah Pendekatan Semiotik)
Edisi :
Imprint : Surakarta - F.SSR - 2010
Program Studi : S-1 Sastra Indonesia
Kolasi :
Sumber : UNS-F.SSR Jur Sastra Indonesia-C.0203068-2010
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Bani Sudardi, M. Hum.
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Sastra dan Seni Rupa
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.